Wagub Sudikerta Jumpa Pers UN

Denpasar (Metrobali.com)-

Terkait simpang siur munculnya kebocoran ujian nasional (UN) yang terjadi di tinggkat SMP.  Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, mengatakan jangan terlalu membesar-besarkan karena  akan mempengaruhi dunia pendidikan di Bali. 

Melihat proses penjagaan soal UN, Sudikerta memaparkan penjagaannya sudah sesuai dengan prosedur. Mulai dari proses pembuatan soal sampai pada proses pelaksanan UN dan penentuan akhir, sesungguhnya itu sudah dikawal oleh pelaksana teknis dan pengawas eksternal.

Sehingga tidak mungkin hal itu terjadi, kecuali pihak dari percetakan yang menyebarkan soal-soal tersebut. “Apabila terjadi seperti itu sudah tidak menjadi tanggung jawab kami lagi,”ujarnya dalam Press Conference  di kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, Jum’at (9/5).

Lebih jauh Wagub menegaskan kembali komitmen Pemprov Bali untuk mewujudkan UN yang berkualitas. Untuk itu, pihaknya mengawal betul proses pelaksanaan UN mulai dari pembuatan soal, penyimpanan hingga pendistribusian. Semua proses tersebut, tambah wagub, melibatkan tim teknis dan pengawas eksternal. “Jadi, kecil sekali kemungkinannya bocor,” ujarnya.
 
Meski demikian, Pemprov Bali tetap menindaklanjuti informasi tersebut dengan menurunkan tim teknis. “Setiap informasi yang berkaitan dengan UN pasti kami tindaklanjuti,” ujarnya. Lebih lanjut, Wagub pun minta aparat keamanan mengambil langkah-langkah yang
dibutuhkan jika  ada bukti riil dan kuat.

Dalam kesempatan itu, dia minta semua pihak tak membesar-besarkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Karena hal itu akan mempengaruhi psikis para siswa yang sedang menghadapi ujian dan dikhawatirkan akan berdampak pada hasil UN.

Senada dengan Wagub, dikonfirmasi terpisah, Ketua Yayasan IKIP PGRI Drs. I Gusti Bagus Arthanegara,SH,MPd, mengungkapkan jangan cepat terpancing dengan isu kebocoran, meski begitu dia mengungkapkan kebocoran mungkin saja terjadi  dan selalu jika memang tidak terbukti.

Pihaknya menyayangkan, jika sampai itu terjadi karena menurutnya guru-guru sudah berusaha maksimal dengan  mengadakan tryout.

“Kalau di percetakan Bali rasanya sangat sulit untuk kebocoran, karyawan diajak sembahyang ke provinsi. Tim berjaga dari pagi ketemu pagi, pengawas diperiksa, tahun 2004 saya sebagai koordinator pengawas provinsi dahulu soal rusak dihancurkan, semoga berita itu tidak benar,” kata Arthanegara.

Terkait adanya penekanan dari pihak orang tua murid agar anak-anaknya bisa lulus dengan hasil maksimal, Arthanegara membantahnya.

“Tidak ada penekanan, tidak ada, sebagai pendidik supaya dibatasi hal-hal diluar belajar,kita pusatkan mereka untuk belajar,” pungkas Ketua Komite SMP3 Denpasar ini.  SIA-MB