Badung (Metrobali.com)-

Potensi pertanian di Badung Utara khususnya kecamatan Petang, memang sangat potensial untuk dikembangkan. Setelah Asparagus Petang diakui sebagai terbaik di Indonesia, ternyata kecamatan paling ujung utara ini memiliki komoditi hasil pertanian lain yang tak kalah menjanjikan yakni jeruk. Jeruk hasil budidaya petani Petang menjadi salah satu produk unggulan pertanian di Kabupaten Badung.

Jumat (24/8), Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta melakukan panen raya jeruk di Banjar Sidang, Desa Belok Sidang, Kecamatan Petang. Wabup Sudikerta melakukan panen, didampingi Ny Sri Sumiatini Sudikerta, Anggota DPRD Badung I Wayan Puspa Negara, Ketua Gatriwara Badung Ny. Giri Prasta, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan IGK Suderatmaja, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa I Putu Gde Sridana, Camat Petang Nyoman Warta, Perbekel Belok Sidan, Bendesa Adat Petang, serta petani setempat.
Sebelm melaksanakan panen, Wabup Sudikerta sempat melakukan dialog dan mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh petani. I Wayan Caka, salah satu petani jeruk di Banjar Sidan mengaku, baru memulai kembali menamam jeruk setelah sempat diserang penyakit yang menyebabkan semua tanaman jeruknya mati.  Panen kali ini merupakan panen perdana dengan usia tanaman 2,5 tahun.

Bibit jeruk jenis siam didatangkan dari Tulung Agung, Jawa Timur. Pemupukan menggunakan pupuk organik berupa kotoran ternak. “Kami kesulitan masalah bibit dan pupuk organik, mohon pemeritah dapat memberikan bantuan,”katanya. Hitungan nilai ekonomisnya juga sangat menjanjikan, yaitu untuk 1 hektar lahan, petani bisa mendapatkan penghasilan Rp 80 juta.
Mendengarkan keluhan petani, Wabup Sudikerta langsung mengintruksikan Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan untuk, mengangarkan pengadaan bantuan bibit pada tahun anggaran 2013. “Pemerintah senantiasa akan siap membantu petani, apalagi produk pertanian khususnya jeruk saya lihat memiliki potensi yang sangat besar, dan bisa menjadi produk unggulan Badung Utara, karena rasanya manis dan penampilannya sangat menarik,”kata Sudikerta.
Pihaknya juga menyarankan petani agar mempertahankan sistim bertani organik. Selain agar menghasilkan buah yang berkualitas baik, pertanian organik juga bisa mempertahankan kondisi tanah, dan umur tanaman menjadi panjang. “Produk pertanian organik baik bagi kesehatan, dan nilai jualnya juga tinggi,”ujarnya. Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan IGK Suderatmaja. Dikatakannya, produksi tanaman sebaiknya dibiarkan alami dengan pupuk organik, bukan dengan pupuk kimia.

Kata dia, tanaman yang dipaksa berbuah dengan pupuk kimia akan mengakibatkan usianya sangat pendek dan rentan terserang hama penyakit. Terkait keluhan pengadaan pupuk organik, pihaknya akan memfasilitasi dengan menghubungkan dengan produsen pupuk organik yang melalui sistim Simantri maupun Tani Mas. Setelah melaksanakan dialog, Wabup Sudikerta berbaur dengan masyarakat melakukan panen. Dan hasilnya, dibeli langsung oleh Wabup Sudikerta dan dibagikan kembali kepada peserta panen dan masyarakat. GAB-MB