Klungkung ( Metrobali.com )-

 Wakil Bupati Klungkung Made Kasta bersama dengan tim insfeksi Pemkab Klungkung pada Rabu ( 8/1 ) tinjau beberapa proyek di Klungkung. Sidak di RS Klungkung untuk melihat bangunan Lab RS Klungkung. Di sana Wabup Made Kasta tempak tercengang melihat Kanopi Lab RS Klungkung yang beru kelar sudah jebol. Proyek senilai Rp 1,4 miliar dari dana APBD ini diduga pengerjaanya asal asalan.

Proyek tersebut dikerjakan CV Buana Raya  dengan Dirut Listianingsih yang juga istri dari anggota DPRD Klungkung Gd Gita Gunawan dari Fraksi Golkar. Ikut dalam sidak tersebut adalah Kadis PU AA Ngurah Agung, Kasatpol PP Nyoman Sucitra, Inspektorat IB Sudarsana, asistan bidang ekonomi dan administrasi pembagunan Ketut Swayadnya.

 Terpantau Metrobali.com di bagian  belakang bangunan kanopi beton di lantai II bangunan tersebut ambrol. Tidak itu saja kanopi di sisi selatan bangunan tersebut juga sudah retak retak. Sementara jebolnya di bagian belakang sedang diperbaiki. Untuk memperkuat kanopi tersebut nampak dipasang slob besi rangka untuk memperkuat. Sebelumnya tidak dipasang besi sehingga mudah jebol.

 Made Kasta menilai aneh karena proyek tersebut uangnya sudah diterima namun belum dikerjakan perbaikanya. Didesak apakah ini bagian dari korupsi Kasta mengakui belum melihat sejauh itu. Yang jelas dirinya akan memperingatkan pelaksana sebanyak tiga kali. Kalau belum juga memperhatikan akan di black list.

 Bagaimana kalau proyek ini milik kerabat anggota Dewan? “Saya tidak mau tahu siapa pelaksananya kalau sudah tidak sesuai ketentuan tetap kita semprit,” ujarnya.

 Dari sana tim kemudian menuju proyek satunya lagi di RS Klungkung. Yakni unit gedung perawatan kelas III RS Klungkung. Gedung berlantai III tersebut dikerjakan dengan anggaran Rp 3,3 miliar dengan sumber dana DAK dan APBD. Pelaksana bangunan ini adalah CV Weda Sastra Utama.

Proyek ini diserahkan 11 Desember 2013 lalu dan masih dalam tahap perawatan selama enam bulan. Gedung lantai III ini diakui Dirut RS Klungkung dr Made Adi Swapadni nantinya akan berkepasitas 27 tempat tidur. Sekalipun perawatan kelas III namun kondisinya dibuat senyaman mungkin dengan ruangan yang cukup lega. Khusus untuk ruang rawat kelas III ini tidak banyak temuan yang menonjol. Namun beberapa pengerjaan juga dinilai belum rapi agar dirapikan.

 Sementara itu konsultan pelaksana CV Lingga Cipta Disain Nyoman Misna dihadapan tim mengakui telah memberikan teguran kepada pelaksana sebanyak dua kali. “Sudah saya layangkan teguran secara tertulis,” ujarnya.

 Untuk diketahui proyek tersebut jebol tanggal 3 Januari lalu sekitar pukul 04.00 dini hari. Proyek ini diserahkan 10 Desember lalu dan sekarang dalam masa pemeliharaan selama enam bulan. Lab ini sendiri berlantai II dengan anggaran dari APBD Klungkung. Sebelumnya proyek yang pengerjaanya dilakukan krabat anggota Dewan ini disidak Dewan Klungkung. Saat itu ditemukan ada keterlembatan. Misna sendiri mengakui kalau proyek tersebut terlembat dan dikebut dalam pengerjaanya.

 Selanjutnya Tim  inspeksi melakukan sidak di jalan Glogor—Bukit Abah, Pikat, Dawan, Klungkung. Jalan ini juga banyak kerusakan. Bahu jalan rusak karena tergerus hujan. Proyek ini juga ternyata dikerjakan oleh kontrakstor yang sama yang mengerjakan Lab RS Klungkung yakni CV Buana Raya. Adapun anggaran untuk proyek ini sebesar Rp 1,2 miliar. Proyek tersebut sudah di serahkan 22 Nopember lalu dan masa perawatan sampai bulan Mei.

 Soal kerusakan pengawas dari PU Klungkung mengaku sudah menyurati pelaksana proyek tersebut. Hanya saja menurut staf  pengawas PU Wayan Suardana mengakui kerusakan yang terjadi atas aspal dan bahu jalan tersebut bukan karena kwalitas yang rendah, menurutnya karena kondisi alam hingga proyek jalan yang menanjak itu hanyut karena hujan lebat. SUS-MB