Visualisasikan Budaya Bali dengan Animasi, Gede Yudiana Pajang Karya di Sosial Media
I Wayan Gede Yudiana, 32.
Gianyar (Metrobali.com)-
Hasil karya I Wayan Gede Yudiana, 32, yang berupa animasi bertemakan budaya bali akhir-akhir ini mendapatkan perhatian dari kalangan pengguna sosial media Instagram. Pasalnya, karya gambar animasi tiga demensi yang dibuat baik berupa gambar maupun video bertemakan budaya bali serta agama Hindu tersebut sangat apik.
Seperti hasil karya animasi yang bertemakan “Ibu Pertiwi” yang sukses menuai perhatian dari banyak pengguna sosial media akhir-akhir ini, dalam karya animasi tersebut divisualisasikan seorang penari bali yang disudut pandangkan sebagai seorang ibu yang sedang menggunakan masker dan memeluk sebuah bola bulat yakni bumi. Wayan Gede Yudiana sukses dalam memaknai karya animasinya tersebut sebagai seorang ibu yang sedang sakit karena mewabahnya pandemi Covid-19.
Tidak hanya itu saja, karya gambar digital imaging Gede Yudiana pun terus diunggahnya di akun pribadi sosial media Instagram @yande_zetia miliknya seperti visualisasi video animasi yang bertemakan calonarang dan lain sebagainya. Total, puluhan karya animasi yang bertemakan budaya bali sudah diunggahnya.
“Saya membuat animasi tersebut idenya adalah untuk memperkenalkan budaya Bali dalam bentuk digital imaging agar masyarakat khususnya pengguna sosial media dapat melihat budaya bali dalam bentuk visualisasi digital imaging,” ujar pria asal Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang Gianyar tersebut, Jumat (17/7/2020).
Dikatakan oleh I Wayan Gede Yudiana bahwa ketertarikannya untuk berkarya dibidang digital imaging ini adalah karena hobinya yang senang dalam visualisasi gambar. “Awalnya kan saya fotographer, dari sana lah saya mulai belajar secara otodidak untuk membut animasi,” katanya.
Bahkan karena hobinya tersebut, pria yang sudah beristri ini bekerja di bidang design grafis di salah satu hotel. “Kalau basic saya ekonomi, namun karena awalnya saya senang foto dan berlabuhlah di digital imaging,” ucapnya.
Dalam membuat animasi ini, diakuinya memang terdapat kesulitan. “Kesulitan pasti ada, saya biasanya menggunakan software photoshop dan adobe after effect,” imbuhnya.
Dengan hasil karyanya yang sering diunggah di platfrom media sosial, Gede Yudiana berharap agar masyarakat lebih tahu tentang budaya bali dan banyak orang yang tertarik dengan dunia digital imaging ini. “Bahkan pada bulan September ini ada teman saya yang menawarkan saya untuk membuka kelas digital imaging yang khusus membuat visualisasi tentang budaya Bali,” pungkasnya.
Pewarta : Catur
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.