Buleleng, (Metrobali.com)

Patut diapresiasi raihan prestasi atlet panjat tebing yang telah mengharumkan nama daerah di kancah nasional dan internasional. Hal ini memantik untuk dilakukan perbaikan venue wall climbing yang ada di lapangan Bhuana Patra Singaraja.

Berangkat dari hal ini, Pemkab Buleleng mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1 miliar agar segera bisa dilakukan perbaikan venuenya di Tahun 2025. Dimana anggaran ini nantinya digunakan untuk merehabilitasi sarana panjat tebing yang telah mengalami beberapa kerusakan sejak dibangun pada Tahun 2015 lalu.

“Anggaran ini disalurkan sebagai bentuk dukungan Pemkab Buleleng dalam memberikan perhatian dan dukungan penuh terhadap perkembangan olahraga panjat tebing, yang telah berhasil mengharumkan nama daerah di tingkat nasional dan internasional. Sehingga kita dorong percepatan rehabilitasi venue panjat tebing ini,” ujar Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana didampingi Sekda Buleleng, Gede Suyasa, Ketua KONI Buleleng Ketut Wiratmaja, Ketua FPTI Buleleng H. Wahyudi serta Kadis PU dan Plt. Kadisdikpora Buleleng usai meninjau venue panjat tebing pada Minggu (16/2/2025) pagi.

Perbaikannya ini, ucap Lihadnyana untuk meningkatkan standar venue panjat tebing agar dapat digunakan dalam kejuaraan daerah dan nasional.

“Salah satu wujud dukungan Pemkab Buleleng, memberikan fasilitas venue yang terbaik bagi para atlet panjat tebing. Artinya anggaran ini hanya digunakan khusus untuk rehabilitasi, dan bukan untuk operasional,” jelasnya.

“Kami berharap dengan perbaikan ini, venue panjat tebing Buleleng dapat memenuhi standar nasional dan bisa menjadi tuan rumah kejuaraan panjat tebing,” pungkas Lihadnyana yang tinggal beberapa hari ini berhenti menjadi Pj. Bupati Buleleng, tepatnya pada 20 Februari 2025.

Sementara itu, Ketua Umum Pengkab Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Buleleng, H. Wahyudi menerangkan dalam perbaikan venue panjat tebing, dana sebesar Rp 1 miliar digunakan untuk peningkatan venue menjadi berstandar nasional. Diantaranya pelebaran area panjat tebing, penggantian jalur, serta pembaruan beberapa komponen yang telah mengalami kerusakan. Selain itu, direncanakan akan ada penambahan sistem auto belay yang digunakan dalam kategori speed world record, dengan harga per unit mencapai Rp 80 juta.

“Jadi fasilitas venuenya berstandar nasional, dan kalau memungkinkan berstandar internasional. Sehingga Buleleng bisa menjadi tuan rumah kejuaraan panjat tebing,” ucapnya.

Iapun menyebut di bulan September 2025, Buleleng dipercaya menjadi tuan rumah Grand Final dua event besar di Bali, yaitu Grand Final Sirkuit Bali dan kompetisi panjat tebing Eiger. Dimana diajang grand final dua event besar di Bali ini, sekaligus memeriahkan HUT FPTI Buleleng.

“Kami berharap proses perbaikan dapat rampung sebelum event grand final berlangsung, sehingga para atlet dapat berlatih dengan fasilitas yang lebih baik,” tandasnya. GS