Suasana Kampung Kepiting

Bagi Anda yang tengah merayakan valentine day, tak ada salahnya memilih Kampung Kepiting sebagai lokasi Anda mengungkapkan cinta. Restoran dengan menu utama kepiting ini berada di tengah laut. Suasana sekitar dikelilingi Hutan Mangrove. Untuk menuju lokasi restoran, Anda mesti menyisiri jalan setapak dari bambu.
Dengan lampu remang-remang, Anda dapat melihat dari dekat Hutan Mangrove. Lokasinyabpun tak jauh dari Bandara Ngurah Rai, tepat di samping pintu masuk Tol Bali Mandara. Suasana tambah romantis manakala Anda disuguhi live music dengan panggung bambu terapung yang terpisah di tengah laut.
Uniknya, para penyanyi dan band-band yang tampil merupakan nelayan di sekitar lokasi. Jangan salah, mereka piawai menyanyikan berbagai lagu mulai dalam dan luar negeri. Dari sini pula, kita dapat menyaksikan lalu lintas dibsekitar tol dan pesawat yang hendak landing.
Tak hanya live music, Anda juga dapat menyaksikan Tari Kecak di sini. Jro seorang pengunjung yang datang ke lokasi mengaku Kampung Kepiting merupakan tempat favoritnya melepas penat setelah seharian beraktivitas. “Saya sudah biasa di sini. Lokasinya asyik. Apalagi untuk merayakan valentine seperti saat ini,” kata Jro, Sabtu (14/2).
Made Sumasa penilik restoran menuturkan jika Kampung kepiting diambil lantaran di lokasi ini merupakan lokasi budidaya kepiting. Budidaya kepiting dilakukan setelah nelayan di sekitar kawasan terhimpit pembangunan. “Kami berpikir keras agar nelayan tetap bisa hidup. Maka muncullah konsep eko wisata, edukasi dan konservasi mangrove dan kepiting,” katanya.
Ia berdayakan semua nelayan di sekitar lokasi. Made Sumasa sendiri merupakan nelayan di sekitar lokasi. Ibu-ibu nelayan bertugas mengolah hasil kepiting dan mangrove. Alhasil, hampir seluruh masakan di sini berbahan dasar kepiting dengan bumbu dari mangrove. “Restoran ini dibangun tahun 2013. Ini salah satu unit usaha saja. Selain ini ada juga wisata mangrove, trip kano dan lainnya,” imbuhnya. Di hari valentine ini, Sumasa mengaku menyiapkan coklat khusus yang diberi nama coklat mangrove. “Pembungkusnya dari olahan mangrove hasil kreasi ibu-ibu nelayan,” tutupnya. JAK-MB