Denpasar (Metrobali.com)-

Di tengah folemik penegerian, denyut nadi kreativitas dari civitas akademika Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar terus bergeming. Bahkan, UNHI kini sedang menggelar beragam pagelaran seni budaya tradisi keagamaan di kampus setempat. Kegiatan ini bertajuk Utsawa Bali Sani, yang tahun ini telah memasuki periode ketiga. Apresiasi seni budaya reguler tahunan ini diawali dengan pawai seni jalanan yang “mengapling” ruas jalan di depan kantor Pangdam IX/Udayana, Denpasar, Minggu (23/9) sore lalu.

Selanjutnya, diteruskan sajian beragam kegiatan lomba seni budaya di kampus setempat selama sepekan ke depan sampai 3 Oktober mendatang. Di antaranya untuk kalangan internal civitas akademika terdiri atas lomba penjor, gebogan, tamiyang, dharmagitha dan yoga. Sedangkan, untuk kalangan masyarakat umum terdiri atas bapang barong, kendang tunggal, jauk manis, gender, topeng pajegan, tata rias dan tari Oleg Tamulilingan, lomba dharmawacana SMA/SMK serta lomba lukis SMA/SMK dan SMP. Selain itu, juga dimeriahkan pementasan musik religi dan teater, pementasan kreatif mahasiswa dan pentas seni gong kebyar, serta calonarang.

Pada even lomba Bapang Barong dan Kendang Tunggal, misalnya, yang digelar di panggung terbuka kampus setempat, Senin (24/9) malam lalu. Menampilkan 10 peserta dari dua katagori tingkat  remaja usia di bawah 24 tahun dan dewasa di atas 25-45 tahun. Tampil sebagai tim juri, di antaranya Prof. I Wayan Dibia, serta Dr. I Nyoman Catra, dan Wayan Darya.

Ketua Panitia Utsawa Bali Sani III UNHI Denpasar, Drs. Ida Bagus Merta menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mempertahankan nilai seni budaya Bali di tengah gempuran imperialisme kapitalisme global terkini.

Selain itu, juga dalam upaya meningkatkan peranan UNHI sebagai perguruan tinggi keagamaan bernuansa Hindu sesuai tri dharma perguruan tinggi untuk mencetak generasi emas bangsa yang unggul dan berkualitas, serta berbudaya. “Terutama penguatan identitas ke-Hindu-an. Demi pelestarian dan pengembangan kebudayaan bangsa berbasis kearifan budaya Bali yang bernafaskan ajaran Hindu,” tegasnya. IJA-MB