Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali Komang Gede Subudi yang juga CEO Pasifik Group-Bali.

Denpasar (Metrobali.com)-

Kawasan Pelabuhan Benoa Denpasar di bawah Pelindo III tengah dikembangkan menjadi Green Port (pelabuhan hijau) pertama di Indonesia. Selain itu, Pelabuhan Benoa juga dirancang dan dicanangkan menjadi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) atau gerbang wisata maritim Indonesia dan bisa menjadi trigger percepatan 10 Bali Baru.

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) ini adalah inisiasi Pelindo III bersama Gubernur Bali Wayan Koster dan Kementerian BUMN. BMTH ini didasarkan atas potensi Bali yang termasuk 6 besar tujuan kapal pesiar di Asia dan semakin menjadi primadona.

Pengusaha lokal putra daerah Bali yang juga CEO Pasifik Group-Bali, Komang Gede Subudi menyatakan dukungannya terhadap rencana pengembangan Pelabuhan Benoa yang telah disepakati tersebut. Bahkan Subudi juga menegaskan Pasifik Group-Bali siap berinvestasi mendukung pengembangan Pelabuhan Benoa dengan komitmen mengutamakan aspek pelestarian alam lingkungan Bali.

“Kami ini pengusaha, putra daerah Bali yang sangat serius ingin berinvestasi sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku. Kami sangat serius ingin membangun Bali bukan membangun di Bali, serius menjaga lingkungan Bali. Jadi kami sangat siap ikut beriventasi di Pelabuhan Benoa,” kata Subudi, ditemui di Denpasar, Rabu (23/6/2021).

Sebagai perusahaan yang sangat konsern pada investasi berbasis pelestarian lingkungan, Pasifik Group-Bali mengusung konsep green investment (investasi hijau). Berbekal idealisme di bidang engineering, Pasifik Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi alternatif, ruang lingkup perencanaan, desain, pengawasan, manajemen IT (informasi & teknologi), pemberdayaan dan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan).

Pasifik Group-Bali ikut berpartisipasi dan berperan aktif menyelesaikan permasalahan pembangunan nasional secara profesional dengan pengerjaan yang tepat,optimal dan efisien. “Prioritas investasi kami dilandasi dengan mengutamakan pembangun peradaban bangsa yang berwawasan pelestarian lingkungan hidup,” tegas Subudi.

“Kami berharap putra daerah yang ingin berinvestasi dengan memberikan perhatian besar pada pelestarian lingkungan hidup agar diberikan ruang. Kami siap berinvestasi di Pelabuhan Benoa karena kami punya niat serius ingin membangun Bali bukan membangun di Bali,” imbuh Subudi, yang juga seorang aktivis lingkungan dan Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali ini.

Subudi menuturkan pihaknya di Pasifik Group-Bali sudah menjalin komunikasi dengan CEO Pelindo III Regional Banyuwangi, Bali, Nusa Tenggara yakni Wayan Eka Saputra terkait keseriusan Pasifik Group-Bali untuk berivestasi membantu pengembangan Pelabuhan Benoa sesuai konsep master plan dan desain yang telah disepakati bersama Gubernur Bali Wayan Koster dengan Direktur Utama Pelindo III. Dikatakan ada respon dan sambutan positif dari pihak Pelindo III.

“Kami sudah audiensi presentasi dengan CEO dan disambut baik dan sebulan lalu sudah surat sudah kami email ke Dirut Pelindo. Kami menunggu sekarang untuk bisa presentasi dengan Dirut Pelindo III,” ungkap Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Lingkungan Hidup Kadin Bali ini.

Saat ditanya investasi apa yang ditawarkan Pasifik Group-Bali untuk mendukung pengembangan Pelabuhan Benoa, Subudi menjelaskan Pasifik Group-Bali siap ikut membangun marina, pengembangan peti kemas, hingga berinvestasi di sektor energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan

“Kami siap berapapun investasinya sepanjang skemanya saling menguntungkan. Kalau skemannya cocok kami sangat serius berinvestasi dengan tetap menjaga kelestatian lingkungan sesuai visi Pak Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ungkap Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata.

Subudi menegaskan kesiapan Pasifik Group-Bali sudah didukung dan ditunjang kesiapan di segala aspek. “Kami siap finansial, mental, teknologi, SDM. Kami juga siap ikuti aturan yang berlaku demi idealisme bersama-sama membangun Bali dan melestarikan lingkungan Bali,” ujar pria yang yang dikenal sebagai aktivis lingkungan dan sangat cinta peradaban lingkungan Bali ini.

Selaku pucuk pimpinan BIPPLH Bali, Subudi juga mengingatkan kembali megaproyek pengembangan Pelabuhan Benoa harus sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan bersama Direktur Utama Pelindo III dengan Gubernur Bali Wayan Koster.

Pengembangan Pelabuhan Benoa diwanti-wanti harus tetap mengacu pada visi Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan pembangunan apapun di dalamnya harus berbasi kearifan lokal Bali dan jangan sampai merusak alam lingkungan Pulau Dewata.

“Megaproyek pengembangan Pelabuhan Benoa tidak jatuh dari langit. Semua berdasarkan kesepakatan-kesepakatan dan aturan. Visi Pak Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali harga mati! Itu harus tetap jadi acuan dalam pengembangan pembangunan Pelabuhan Benoa,” tegas Subudi.

“Jadi kami selaku putra daerah mengawal ini semua karena ini bukan proyek yang jatuh dari langit yang boleh melakukan apa saja. Ini proyek atas kesepakatan. Yang disepakati jangan diubah sepihak, ini berbahaya untuk lingkungan Bali,” tegas Subudi mewanti-wanti.

Ia menambahkan Pelabuhah Benoa menjadi salah satu etalase dan gerbang masuk Bali serta mampu memberikan kesan untuk wajah Bali. Karenanya desain dan master plan pembangunan yang sudah luar biasa bagus dan indah harus dijalankan dengan komitmen penuh, jangan ada yang menyimpang.

“Kalau gerbang masuk Bali ini terjaga kelestarian lingkungannya dan pembangunannya disesuaikan dengan kearifan lokal Bali, itu akan menjadi kebanggaan Bali dan memberikan kesan positif untuk wajah Bali di mata dunia,” pungkas Subudi yang juga seorang penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali ini. (wid)