Foto: Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) bersama Walikota Denpasar IGN Jaya Negara usai melakukan reboisasi di kawan hutan mangrove di Desa Pemogan/Desa Adat Kepaon, Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar, Minggu (6/6/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Kecintaan dan kepedulian Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) terhadap alam lingkungan tak pernah surut. Berbagai upaya dan perjuangan terus dilakukan Gus Adhi untuk memastikan pelestarian lingkungan hidup di Bali dan pemanfaatannya untuk mendukung kesejahteraan masyarakat tanpa merusak alam itu sendiri.

Misalnya apa yang dilakukan wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi ini dalam mendorong pelestarian ekosistem hutan mangrove di Desa Pemogan/Desa Adat Kepaon, Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar. Spirit restorasi ekosistem terus digelorakan Gus Adhi berkaitan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2021.

Setelah sebelumnya sukses memfasilitasi memperjuangkan program normalisasi sungai Pengrarungan di kawasan hutan mangrove di Desa Pemogan/Desa Adat Kepaon, yang menjadi tempat upacara melasti warga setempat, kini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2021, Gus Adhi bersama Walikota Denpasar I Gusti Jaya Negara dan Kelompok Nelayan Simbar Segara, melaksanakan reboisasi atau penanaman pohon kembali di area pemelastian dan penganyutan Desa Adat Kepaon, Minggu (6/6/2021) di Desa Pemogan, Denpasar Selatan.

Reboisasi dilakukan setelah seratusan pohon mangrove yang berada di areal sungai di area pemelastian Desa Adat Kepaon ditebang untuk menormalisasi aliran sungai.

“Sebelum dilakukan normalisasi, areal disini dipenuhi sampah yang nyangkut di akar-akar pohon mangrove,” kata Bendesa Adat Kepaon Anak Agung Ketut Wirya disela kegiatan reboisasi.

Agung Wirya menuturkan tersendatnya aliran sungai di area pemelastian ini karena sampah, selain membuat lingkungan menjadi kotor dan jorok, juga mengakibatkan wilayah Desa Adat Kepaon khususnya di wilayah hilir kerap mengalami banjir di saat musim hujan.

“Terutama di tiga banjar wilayah kami yaitu Banjar Sakah, Banjar Rangkan Sari, dan Banjar Kajeng termasuk beberapa Pura di area ini,” sambungnya.

Agung Wirya menyebut, penebangan seratusan pohon mangrove itu sudah mendapat ijin dari instansi terkait.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, Pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Provinsi Bali, instansi terkait, dan juga Bapak Agung Adhi Mahendra Putra yang telah membantu memfasilitasi permohonan ijin kami untuk melakukan normalisasi ini,” ucapnya.

Sementara itu Gus Adhi berharap normalisasi ini akan membuat kawasan mangrove di Desa Adat Kepaon menjadi lebih bersih, hijau, dan nyaman bagi para pengunjung maupun pemedek yang hendak sembahyang ke sejumlah Pura yang berada di kawasan ini.

“Reboisasi ini sangat penting kita lakukan untuk mengembalikan lagi ekosistem karena pohon itu adalah nafas bumi,” ujar legislator pusat yang biasa disapa Gus Adhi ini.

Ia berharap, dengan selesainya normalisasi dan upaya mengembalikan lagi ekosistem dengan melakukan reboisasi, maka kawasan mangrove di Desa Adat Kepaon bisa makin hijau sebagai paru-paru Kota Denpasar.

“Saya berharap lingkungan disini menjadi lebih bersih, aliran sungai jadi lancar, dan krama Desa Adat Kepaon bisa lebih nyaman melaksanakan kegiatan keagamaan. Saya juga berpesan mari jaga kawasan ini minimal tidak membuang sampah sembarangan agar lingkungan dan alam Bali menjadi bersih dan sehat,” ajak Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali.

Sementara itu Walikota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan penanaman kembali pohon mangrove dan pohon sawo kecik ini diharapkan dapat menjadi paru-paru Kota Denpasar.

“Kedepan dengan bersinergi dengan Desa Adat Kepaon dan OPD terkait masyarakat dapat menikmati dan menyisir sungai dan areal mangrove ini sehingga dapat menjadi potensi obyek wisata baru di Kota Denpasar khususnya di Desa Adat Kepaon,” ujar Walikota. (dan)