Foto: Advokat Togar Situmorang, S.H., M.H., M.AP.,CLA.,dan tim.

Denpasar (Metrobali.com)-

Perkembangan kasus gugatan wanprestasi yang dilayangkan advokat senior Togar Situmorang, S.H., M.H., M.AP.,CLA.  terhadap pria asal Jerman RSG yang merupakan mantan kliennya terus bergulir di Pengadilan Negeri Denpasar dan makin menarik saja.

Kali ini pihak Togar Situmorang selaku penggugat melaporkan saksi YHJ ( perempuan ) teman dekat RSG ke Polisi karena dianggap memberikan keterangan palsu di bawah sumpah saat bersaksi di muka sidang, Senin (16/11/2020).

R. Teddy Raharjo, selaku kuasa hukum Togar Situmorang mengatakan, pihaknya terpaksa melaporkan YHJ karena telah memberi keterangan di muka sidang tanpa dibekali dengan bukti-bukti sehingga dianggap palsu dan mengada-ada.

Teddy menyebut, ada beberapa poin yang disampaikan saksi YHJ yang tidak benar. Yang pertama soal adanya plang bertulisan “Panglima Hukum” di kantor pengacara Togar Situmorang.

“Faktanya di kantor klien saya (Togar Situmorang) tidak pernah ada plang bertulisan Panglima Hukum, dan terkait ini saya juga sudah beberapa kali mengingatkan kepada saksi, tapi saksi tetap menjawab ada,” ungkap Teddy di Denpasar, Senin (23/11/2020).

Yang kedua, kata Teddy, saksi di muka sidang juga mengatakan bahwa dia sudah pernah melakukan pembayaran Lawyer Fee ke kantor Togar Situmorang bahkan menyerahkan uang sebesar Rp. 10 juta kepada Arya.

Tapi sayangnya, kata Teddy lagi semua yang diungkap saksi YHJ di muka sidang itu tanpa didasari dengan bukti kuat sehingga kesaksian itu dianggap sebagai kesaksian palsu serta telah mencemarkan nama Arya di muka persidangan bahkan menunjuk langsung ke diri Arya.

“Mekanisme di kantor hukum klien kami itu, setiap ada uang masuk wajib dibuatkan kwitansi. Artinya apa yang dikatakan saksi bahwa telah melakukan pembayaran tapi tidak diberi kwitansi itu kami anggap bohong,” kata Teddy.

Yang terakhir kata Teddy, saksi di muka sidang juga mengatakan bahwa melihat langsung bahwa Togar Situmoranglah yang membuat surat kuasa.

“Ini juga tidak benar, klien kami tidak pernah membuat surat kuasa sendiri karena selama ini yang membuat adalah stafnya di kantor,” terang Teddy.

Atas keterangan saksi YHJ ini, saat di depan hakim, Teddy mengaku sudah beberapa kali mengingatkan saksi bahwa apakah yang saksi katakan itu benar dan didukung dengan bukti? Dan saksi tetap  mengatakan bahwa apa yang dikatakannya benar adanya.

“Karena sudah berkali kali saya ingatkan dan saksi tetap pada keterangannya, dan karena keterangannya semua tidak benar alias tidak didukung dengan alat bukti, maka kami anggap keterangannya adalah palsu,” tegasnya.

Atas hal itu, Teddy mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan saksi YHJ ke Polda Bali, Jumat (20/11/2020). Kami melaporkan YHJ bukan karena kami dendam, tapi lebih karena kami ingin proses hukum berjalan dengan baik dan sidang bisa berjalan dengan baik pula,” tegas Teddy.

Apalagi sebelum persidangan saksi telah disumpah, namun faktanya selama persidangan saksi YHJ terkesan lebih banyak menyampaikan yang jauh dari fakta.

Saat sidang hanya kesaksian YHJ yang dianggap betul yaitu “Surat Kuasa No.14 “ yang dicabut ASLI dan diserahkan ke Kantor Penggugat tidak ada yang lain, kata R.Teddy Raharjo .

Sementara disinggung soal persidangan, Senin (23/11/2020) yang sudah masuk pada agenda kesimpulan, Teddy mengatakan bahwa sebagai penggugat pihaknya sudah menyerahkan kesimpulan ke majelis hakim.

“Tergugat melalui pengacaranya tidak hadir dalam sidang sehingga belum menyerahkan kesimpulan. Artinya dari sini saya bertanya bahwa siapa yang tidak layak jadi Pengacara, saya apa INN (salah satu pengacara tergugat),” terang pengacara berkumis ini sembari bertanya.

Togar Situmorang pun menambahkan harapannya untuk laporan atas saksi ini bukanlah untuk balas dendam melainkan untuk memberikan edukasi untuk masyarakat luas bahwa suatu konstruksi hukum kalau kita mau berargumen hukum taruhlah pada koridor hukum yang benar.

“Baik dalam tahap persiapan gugat menggugat, lapor melapor jangan asal sembarangan, persiapkan juga saksi, saksi fakta maksudnya saya, bukan saksi rekayasa,” kata Togar Situmorang..

Ia berharap saksi jangan memberikan keterangan  yang salah apalagi bohong, sehingga ilustrasi hukum yang seharusnya terbuka secara transparan malah menjadi ambigu apalagi dalam persidangan dibuka secara umum.

“Mari kita jaga marwah Pengadilan dimana tempat seseorang mencari keadilan di negeri ini, jangan malah diciderai oleh tingkah atau perilaku yang tidak benar sebagai contoh dalam hal sebagai saksi akan tetapi memberikan keterangan palsu atau bohong, itu merupakan perbuatan yang fatal bahkan akan mengakibatkan kerugian untuk dirinya sendiri,” tutup Togar Situmorang. (dan)