Foto: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati saat memberikan keynoter speaker dalam “Menjadi Kartini Masa Kini” yang diselenggarakan Universitas Dwijendra tepat pada peringatan Hari Kartini 21 April 2021.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Universitas Dwijendra bekerjasama dengan PT. Pegadaian (Persero) dan Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (P-ADRI) menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Menjadi Kartini Masa Kini” tepat pada peringatan Hari Kartini 21 April 2021.

Webinar Nasional secara daring (virtual) melalui Zoom ini bagian dari program kegiatan Pekan Kartini ini yang diselenggarakan Universitas Dwijendra dalam rangka memperingati Hari Kartini dan merefleksikan kembali nilai-nilai emansipasi yang telah diperjuangkan oleh RA Kartini.

Webinar menghadirkan Keynote Speaker Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Ada lima narasumber yakni Prof. Aquarini Priyatna, Ph.D (Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran); Dr. Dra. Rosida Tiurma Manurung, M.Hum. (Universitas Kristen Maranatha); Dr. Drs.Teddi Muhtadin, M.Hum. (Universitas Padjajaran); Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A. (Rektor Universitas Dwijendra); dan Claudia Lorenza, S.I.Kom.M.M., Praktisi Emas, Assistant Manager (II) PT. Pegadaian (Persero). Webinar dipandu moderator Dewi Juniayanti, S.Pd., M.Pd. (Dosen Universitas Dwijendra).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati yang akrab disapa Bintang Puspayoga mengapresiasi kegitan yang diselenggarakan Universitas Dwijendra yang telah memberikan sumbangsih nyata bagi pemberdayaan perempuan Indonesia.

Bintang Puspayoga menuturkan bahwa Presiden Jokowi telah menginstruksikan Kementerian PPPA untuk menyelesaikan lima isu prioritas hingga tahun 2024. Salah satunya peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berspektif gender.

Berdasarkan survei Bank Dunia tahun 2016, lebih dari 50 persen UMKM dimiliki dan dikelola perempuan. Hasil penelitian McKinsey 2018 juga menyebutkan tingginya populasi perempuan akan menambah PDB (Produk Domestik Bruto) dengan syarat ada peningkatan partisipasi perempuan pada ekonomi.

“Pemberdayaan ekonomi pada perempuan juga harus meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan. Perempuan seringkali menjadi manajer keuangan dalam keluarga. Hal ini akan berpengaruh besar pada kesejahteraan keluarga,” kata Bintang Puspayoga yang merupakan menteri perempuan dari Bali ini, istri mantan Menteri Koperasi dan UMKM pada Kabinet Kerja 2014-2019, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Sayangnya berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan OJK pada 2019, menunjukkan tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan perempuan lebih rendah dan masih tertinggal dibandingkan laki-laki.

Hasil survei ini menunjukkan berdasarkan gender, tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan perempuan adalah masing-masing sebesar 75,15 persen dan 36,13 persen. Tingkat tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan pria yaitu sebesar 77,24 persen dan 39,94 persen.

Bintang Puspayoga menegaskan dalam situasi pandemi, literasi keuangan dan inklusi keuangan perempuan dipandang sangat penting. Pasalnya karena ketidaksetaraan gender yang masih terjadi, posisi perempuan dalam tataran ekonomi sangatlah rentan. “Perempuan yang tidak dapat mengelola keungan dengan baik dan tidak dapat akses layanan finasial seperti menabung, berivestasi dan mendapatkan modal usaha, semakin terdampak,” ungkapnya,

Dikatakan memberdayakan perempuan dalam bidang ekonomi dan apapun tidak dapat dilakukan pemerintah, butuh sinergi semua pihak memberdayakan perempuan secara utuh. Pemberdayaan perempuan adalah tugas kita bersama.

“Sebab perempuan yang berdaya tidak hanya membawa dampak kepada kelompoknya saja tapi seluruh masyarakat. Mari kita tatap dunia yang setara dengan laki-laki. Perempuan kuat, mandiri dan berdaya untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Bintang Puspayoga.

Sementara itu Rektor Universitas Dwijendra Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A., mengungkapkan ketidaksetaraan gender bagi perempuan khsusunya juga di pedesaan terjadi karena berbagai faktor salah satunya karena kondisi sosial budaya atau norma-norma sosial di masyarakat.

Gede Sedana mencontohkan beberapa norma sosial yang ada di perdesaan yang berkontribusi terhadap adanya anggapan perempuan lebih lemah. Misalnya adanya sistem patrilineal, perempuan mengikuti suaminya (bersama keluarga suami) sehingga statusnya dianggap lebih rendah.

“Contoh kedua dalam hal hak waris, perempuan tidak diberikan hak waris terhadap tanah (asset pribadinay terbatas). Selain itu akses perempuan pada sumber daya di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan menjadi terbatas,” papar Gede Sedana.

Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender. Wawasan gender ini memiliki makna mewujudkan kesetaraan yang harmonis, dan keadilan gender di dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat di dalam mencapai tujuan pembangunan, termasuk di perdesaan.

Peran perempuan sangat strategis dalam pembangunan perdesaan. Diantaranya meningkatkan pendapatan keluarga (mencari nafkah) dan ekonomi perdesaan, meningkatkan pembangunan sosial dan budaya, menjadi pelaku kegiatan politik hingga menguatkan aktivitas   domestik (pendidikan, agama, moral dan etika).

Terkait dengan penekanan dari Menteri P3A, pesan terkait cerdas mengelola keuangan dan investasi bagi perempuan juga disampaikan Claudia Lorenza, S.I.Kom.M.M., Praktisi Emas, Assistant Manager (II) PT. Pegadaian (Persero) membawakan materi “Menjadi Wanita Masa Kini: Percantik Investasimu  Dengan Emas.”

Ia mengajak para perempuan mulai berinvestasi dengan menabung emas yang memiliki sedugang manfaat. Tabungan emas bisa digunakan untuk rencana pendidikan anak, rencana umroh dan haji anda beserta keluarga hingga untuk mewujudkan pernikahan dan rumah impian. (wid)