Universitas Bali Dwipa, ATRO Bali dan AKABA Denpasar Gelar Perayaan Natal Bersama! Indahnya Natal Dalam Kebersamaan! Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang
Foto: Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali I Wayan Adnyana, S.H., M.Kn.,bersama para tokoh dan undangan berfoto bersama di sela-sela acara perayaan Natal Bersama pada Sabtu 28 Desember 2024 di Gedung Wanita Nari Graha Renon Denpasar.
Denpasar (Metrobali.com)-
Dalam semangat kebersamaan dan toleransi, Universitas Bali Dwipa bersama Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali (ATRO) Bali dan Akademi Keuangan Dan Perbankan Denpasar (AKABA Denpasar) yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali menggelar perayaan Natal Bersama bertajuk “Indahnya Natal Dalam Kebersamaan” dengan tema “Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua” pada Sabtu 28 Desember 2024 di Gedung Wanita Nari Graha Renon Denpasar. Acara ini menjadi momen spesial yang tidak hanya meriah, tetapi juga penuh makna, menghadirkan ragam kegiatan menarik dan kehadiran tokoh lintas agama sebagai wujud harmoni keberagaman.
Dimeriahkan oleh artis kenamaan Sophie Navita, acara ini menyuguhkan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan gratis, lomba peragaan busana Natal, bazar UMKM, talkshow inspiratif, hingga live music yang memukau. Dengan semangat persahabatan, acara ini mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bersama-sama merayakan damai Natal.
Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali I Wayan Adnyana, S.H., M.Kn., mengatakan Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali menggelar rangkaian acara Natal sebagai ungkapan syukur atas selesainya akreditasi seluruh program studi dan institusi yang berada di bawah naungannya, yaitu Universitas Bali Dwipa dan ATRO Bali. Kegiatan ini berlangsung sepanjang hari, dimulai dengan bazar UMKM di pagi hari hingga acara utama pada malam hari.
Pagi harinya, yayasan juga mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis yang melibatkan sejumlah dokter dan ahli pengobatan alternatif. Sebanyak 250 peserta yang mengikuti pemeriksaan kesehatan juga menerima bingkisan sembako sebagai bentuk kepedulian sosial. Selain itu, kegiatan ini dimeriahkan dengan lomba peragaan busana yang bertujuan mendorong kreativitas anak muda dan desainer lokal untuk menampilkan karya busana bertema Natal.
“Nah ini juga kami memacu anak anak muda dan designer untuk menampilkan karya karya designer nya berkaitan dengan busana natal,” kata Adnyana.
Rangkaian acara Natal yang digelar Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali ditutup dengan perayaan lintas agama yang dihadiri berbagai tokoh masyarakat dan tamu undangan, termasuk Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta sejumlah tokoh lintas agama lainnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Penjabat Gubernur Bali melalui staf Kesbangpol Bali, Aster Kodam Udayana, Ketua Forum Gerakan Adat Nusantara Provinsi Bali, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Selain itu, jajaran pimpinan Universitas Bali Dwipa, ATRO Bali, mahasiswa, dan dosen turut berpartisipasi dalam perayaan yang menekankan harmoni antarumat beragama ini.
“Dan terakhir kami rangkai dengan perayaan Natal bersama lintas agama dimana dihadiri dari tokoh-tokoh masyarakat Hindu yakni Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia, kemudian ada dari tokoh-tokoh Muslim dari Majelis Ulama Indonesia dan tentunya dihadiri oleh beberapa tamu undangan,” ungkap Adnyana.
Acara Natal Bersama kali ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai ajang refleksi atas pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama. Selain sebagai wujud syukur atas keberhasilan Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali menyelesaikan akreditasi di tiga perguruan tinggi swasta yang dikelolanya yakni Universitas Bali Dwipa, ATRO Bali dan AKABA Denpasar, acara ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat merayakan kebahagiaan Natal bersama lintas agama.
Perayaan ini mengusung pesan harmoni dan persatuan, sejalan dengan tema “Jadilah Sahabat bagi Semua Orang.” Tema ini mencerminkan nilai universal yang diajarkan oleh semua agama tentang pentingnya persaudaraan, kasih sayang, dan saling menghormati. Dalam ajaran Hindu, konsep Vasudhaiva Kutumbakam menegaskan bahwa seluruh umat manusia adalah satu keluarga besar.
Melalui kegiatan ini, pihak yayasan berharap dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan saling menghormati dan mengasihi, kedamaian, persatuan, dan kebahagiaan dapat terus terjaga.
“Jadi dengan demikian kita bisa saling menjaga kerukunan, saling mengasihi, saling menghormati dan kita bisa menjadi sahabat bagi semua orang maka kedamaian, kebersamaan, kerukunan, kebahagiaan, persatuan dan kesatuan akan terjaga,” ungkap Adnyana.
Melalui perayaan ini, Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali berharap dapat menanamkan semangat menjaga kerukunan antarumat beragama, tidak hanya di Bali tetapi juga di seluruh Nusantara. Pesan persaudaraan dan persahabatan yang baik diharapkan mampu menciptakan kebahagiaan dan kedamaian bagi semua pihak.
“Karena kita bersaudara, jadilah sahabat sahabat yang baik bagi semuanya. Tentunya akan menjadi kebahagiaan dan kedamaian bagi kita semua,” kata Adnyana.
Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali juga berharap perayaan Natal ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara di tahun 2025. Pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman diangkat sebagai pesan utama. Keberagaman, yang dianggap sebagai berkah, dipandang sebagai sumber keindahan yang patut disyukuri oleh semua pihak.
Harapan juga disampaikan agar di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Gubernur Bali nanti, persatuan dan kesatuan Indonesia tetap terjaga. Dengan semangat saling mendukung dan bekerja sama dalam menyukseskan program-program pemerintah, diharapkan hal ini akan membawa kesuksesan, kebahagiaan, serta kedamaian bagi seluruh masyarakat.
“Dan tentunya harapan kita ke depan suasana Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden yang baru nanti, gubernur yang baru, persatuan dan kesatuan terjaga,” pungkas Adnyana.
Brigjen (Purnawirawan) Ketut Budiastawa selaku Ketua PHDI Provinsi Bali yang memberikan sambutan mewakili umat Hindu mengapresiasi perayaan Natal bersama ini. Budiastawa mengungkapkan perayaan Natal bersama dengan bertemakan “Hiduplah sebagai Sahabat Semua Orang” ini selaras dengan ajaran Hindu Dharma Indonesia salah satunya Tat Twa Asi dan Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.
Pihaknya pun mengajak semua umat tetap menjaga kedamaian dan toleransi khususnya di Bali. “Jangan kita terprovokasi oleh orang-orang yang menggunakan dalil agama karena memang paling nyaman kita itu menggunakan dalil agama. Dalil Tuhan. Siapa berani sama Tuhan? Ada nggak? Tidak ada. Memang agama ada. Berani menyalahkan agama? Nggak ada. Itulah nyaman dia menggunakan dalil itu,” katanya.
Dia pun berbagi pandangannya untuk menciptakan kerukunan yang setidaknya ada tiga point. Pertama, jangan dengarkan omongan pihak ketiga. “Siapapun dia yang mengakibatkan kita ribut, suami istri atau keluarga, atau dalam organisasi, dalam bernegara, jangan didengar baik dari dalam maupun dari luar lapangan. Jangan didengar. Itu dalil pertama,” ujar Budiastawa.
Kedua, setiap individu diciptakan Tuhan pasti memiliki kelebihan daya tarik. Jadi jangan terlalu fokus pada kekurangan diri atau orang lain. Fokus pada kebaikannya dan puji kebaikan tersebut.
“Lihat kebalikannya. Lihat kehebatannya, lihat kemampuannya. Tiru kebaikannya. Pasti rukun kita betul betul. Siapa manusia tidak senang dipuji Orang mau mati pun dipuji sama anak kecil senang dia bangga dia. Betul nggak? Jadi pujilah kebaikan dia. Pasti rukun kita,” ujar Budiastawa.
Ketiga, setiap individu diciptakan Tuhan pasti memiliki kekurangan atau kelemahan. Jadi usahakan memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut.
Rektor Universitas Bali Dwipa Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc., mengatakan, tema kegiatan kali ini, “Hiduplah bersama sebagai Sahabat bagi Semua Orang,” memiliki makna mendalam, terutama dalam konteks kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan keberagaman. Sebagai institusi pendidikan yang menghargai nilai-nilai pluralisme dan toleransi, Universitas Bali Dwipa berkomitmen untuk menanamkan semangat persahabatan dan toleransi di antara sivitas akademika. Komitmen ini tidak hanya tercermin dalam kegiatan akademis, tetapi juga dalam kebersamaan yang terjalin baik di luar maupun dalam lingkungan akademik.
“Sebagai institusi pendidikan, Universitas Bali Dwipa yang menghargai nilai-nilai dari pluralisme dan toleransi senantiasa berkomitmen untuk menanamkan semangat persahabatan, toleransi di antara sivitas akademika dengan kebersamaan, baik itu di luar kegiatan akademis maupun di dalam melaksanakan kegiatan akademis,” terang Suriasih.
Universitas Bali Dwipa memandang pentingnya kerukunan di antara semua pihak tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau budaya. Sivitas akademika di universitas ini sangat beragam, mencakup berbagai suku dari Indonesia bagian barat hingga timur. Di universitas ini, keberagaman dan toleransi selalu ditanamkan, dengan keyakinan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan pemersatu. Kegiatan ini bukan hanya menjadi momen refleksi atas makna Natal, tetapi juga kesempatan untuk merayakan keberagaman dalam semangat kebersamaan.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen refleksi atas makna Natal, Tetapi juga sebagai kesempatan bagi kita untuk merayakan keberagaman ini dalam bingkai kebersamaan,” katanya.
Suriasih juga mengingatkan bahwa sesuai dengan pesan tema kegiatan, kita diajak untuk membangun hubungan yang harmonis. Dengan hidup sebagai sahabat, tidak hanya hubungan antar individu yang menjadi lebih erat, tetapi juga tercipta suasana yang damai dan rukun di tengah masyarakat. “Dengan hidup sebagai sahabat, kita tidak hanya mempererat hubungan antar individu, tetapi juga menciptakan suasana yang damai dan rukun di tengah Dengan masyarakat,” ujarnya.
Suriasih menekankan bahwa untuk mencapai hubungan yang harmonis, berpikir positif adalah kuncinya. Dengan berpikir positif, kita akan lebih mengutamakan kebaikan yang dimiliki setiap orang, bukan fokus pada kekurangannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua PHDI Provinsi Bali Brigjen (Purnawirawan) Ketut Budiastawa, setiap orang pasti senang dipuji. Oleh karena itu, kita perlu mencari kebaikan dalam diri setiap orang dan bukan sisi negatifnya, untuk kita promosikan dan beri semangat. Dengan demikian, kedamaian akan tercipta, dan hati yang bahagia akan muncul dari apresiasi dan pujian yang diberikan.
“Nah, kita harus mencari kebaikan dari pada tiap orang, bukan negatifnya untuk kita promosikan, untuk kita berikan semangat sehingga kedamaian akan datang dengan hati yang bahagia yang sudah dipuji tadi,” ujarnya.
Suriasih juga memberikan apresiasi kepada panitia pelaksana yang telah bekerja keras sehingga acara ini dapat terlaksana dengan baik. Ia mengungkapkan bahwa partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk sivitas akademika Universitas Bali Dwipa, ATRO Bali, AKABA Denpasar dan masyarakat sekitar, menunjukkan bahwa semangat kebersamaan masih sangat kuat. Semangat ini, harapnya, dapat terus dipelihara dan dikembangkan, sehingga Universitas Bali Dwipa dapat terus berkontribusi dalam membantu pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kiranya semangat ini dapat terus kita pelihara dan kembangkan dan universitas Bali Dwipa menjalankan kebersamaan ini di dalam membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.
Suriasih menjelaskan bahwa Universitas Bali Dwipa, dengan sepuluh program studi yang dimilikinya, selalu berfokus pada bagaimana cara membangun bangsa dan negara dengan prinsip pluralisme. Salah satu cara universitas berkontribusi adalah melalui program ketahanan pangan, di mana mereka mendidik mahasiswa untuk mengolah hasil pertanian menggunakan teknologi pangan. Universitas Bali Dwipa tidak hanya mengajarkan bertani kepada petani, tetapi lebih pada bagaimana hasil panen masyarakat dapat diolah untuk memberikan nilai tambah. Dengan demikian, Universitas Bali Dwipa turut mendukung program pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik.
“Jadi kami bukan bertani mengajarkan petani, tetapi bagaimana hasil panen dari pada masyarakat itu kita olah sehingga memberikan nilai tambah. Jadi itu salah satu cara kami mendukung program pemerintah. Hadirin yang berbahagia,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Suriasih mengajak semua pihak untuk menjadikan momen ini sebagai pengingat bahwa keberagaman adalah sumber kekuatan, bukan hambatan. Ia mengimbau untuk terus menjaga kerukunan hidup, saling menghormati, dan menjadi sahabat yang baik bagi semua orang.
Dengan cara ini, kita tidak hanya membangun kehidupan yang lebih baik untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan bangsa secara keseluruhan. Di akhir sambutannya, ia mengucapkan Selamat Natal 2024 bagi yang merayakan dan Selamat Tahun Baru 2025 untuk semua masyarakat, dengan harapan agar tahun baru ini membawa kesehatan, kebahagiaan, dan keberhasilan dalam setiap langkah yang diambil.
“Akhir kata, saya ucapkan Selamat Natal tahun 2024 bagi yang merayakan dan selamat Tahun Baru 2025 untuk kita semua. Semoga di tahun yang baru ini kita diberkahi kesehatan, kebahagiaan dan keberhasilan dalam setiap langkah yang kita ambil,” pungkas Suriasih. (wid)