Unipas Singaraja Gelar Diskusi, Paslon Sutjidra-Supriatna Gulirkan Subsidi Dan Insentif Pajak
Buleleng, (Metrobali.com)
Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja menggelar mimbar akademik berupa diskusi dengan mengundang
bakal pasangan calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra,Sp.OG dan Gede Supriatna,SH yang diusung PDI Perjuangan dan koalisinya pada Rabu, (18/9/2024).
Dalam diskusi tersebut, Bapaslon Nyoman Sutjidra – Gede Supriatna yang dikenal dengan JOSS PATEN ini menggulirkan program yang urgen untuk direalisasikan, terutama terhadap program pemberdayaan pertanian memperkuat ketahanan pangan.
“Dalam hal ini, kami akan merealisasikan
subsidi bibit dan pupuk untuk meringankan beban petani,” tegasnya.
dr. Nyoman Sutjidra didampingi Gede Supriatna menyebut sektor pertanian memang menjadi salah satu program prioritas bila nantinya terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buleleng periode 2024-2029.
“Dari sekian program yang kami miliki, program pertanian ini menjadi salah satu skala prioritas. Guna meminimalisir alih fungsi lahan. Dan dalam hal ini, kami menyiapkan program untuk meningkatkan keinginan masyarakat sebagai petani dengan memberikan subsidi pupuk dan bibit serta penurunan pajak Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) lahan pertanian,” terang Sutjidra yang dua periode sebagai Wakil Bupati Buleleng ini.
Selain itu, ujarnya lagi akan melakukan normalisasi Subak dengan melakukan perbaikan irigasi, agar perairan di subak menjadi maksimal untuk mengairi lahan pertaniannya. Mengingat jika irigasi tidak bagus, niscaya berdampak terhadap kurang optimalnya kinerja subak yang berujung terhadap berkurangnya juga hasil pertanian dan pendapatan para petani, sehingga tidak ada yang terjun menjadi petani.
“Jadi bila terjadi kerusakan pada irigasi, maka secepatnya dilakukan perbaikan dan ini harus mendapat perhatian penuh nantinya, guna mengantisipasi subak tidak mendapat air,” tegasnya.
Selanjut untuk pemasaran pasca panen petani, menurut Sutjidra hasil pertanian ini nantinya diambil oleh perusahaan daerah. Sehingga, para petani bisa mendapat kepastian harga terhadap hasil pertaniannya.
Disamping itu pula, perlunya alat Radiator Gama agar bisa mengawetkan hasil panen, jika hasil pertanian over produksi.
“Keberadaan radiator gama ini bisa menyimpan hasil pertanian guna mengantisipasi harga pasar. Dan juga radiator gama ini membuat bakteri hasil produk pertanian mati, sehingga produk-produk pertanian bisa bertahan selama 6 bulan,” ucap Supriatna menambahkan. GS