Buleleng, (Metrobali.com)

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) pada Sabtu, (19/10/2024) menggelar uji publik Pemimpin Den Bukit bagi dua pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang dihelat pada Rabu, 27 Nopember 2024 mendatang. Dimana Uji publik tersebut dimoderatori langsung Rektor Undiksha, Prof. Wayan Lasmawan. Sedangkan enam guru besar Undiksha dan Presiden Republik BEM Undiksha menjadi panelis dalam diskusi di ruang Balingkang Confucius Institute di kampus setempat, Jalan Udayana Singaraja.

Dalam uji publik ini, terbagi menjadi dua sesi, untuk sesi pertama acara intinya dari Pukul 09.00 Wita hingga Pukul 11.00 Wita, sedangkan untuk sesi kedua dari Pukul 14.00 Wita hingga Pukul 16.00 Wita.

Di sesi pertama menghadirkan paslon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Nomor Urut 1 yakni Dr. Nyoman Sugawa Korry dan Dr. Gede Suardana.

Sebelum diuji, Paslon nomor urut 1 ini memaparkan visi misinya untuk perubahan lebih baik lagi untuk kesejahteraan masyarakat Buleleng pada khususnya. Dalam hal ini, apabila dipercaya masyarakat memimpin Buleleng dilima tahun kedepan dengan memenangkan Pilkada Buleleng 2024, maka berjanji meningkatkan dan memberdayakan perekonomian, sosial budaya dalam arti luas di Buleleng. Terutama berkeinginan untuk mewujudkan sarana prasarana lapangan bertaraf nasional dan internasional serta menjadikan Singaraja sebagai kota pendidikan.

“Selain mewujudkan bandara Bali utara dan pengembangan pelabuhan laut celukan bawang yang nantinya terkoneksi dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), juga Singaraja di desain sebagai kota pendidikan dengan melibatkan atau ujung tombaknya para petinggi Undiksha,” ucap tegas calon Bupati Buleleng, Nyoman Sugawa Korry.

Lebih lanjut ia mengatakan kesemuanya itu tentunya didukung regulasi dalam bentuk peraturan daerah.

“Jadi wajib kota Singaraja menjadi kota pendidikan. Disamping akan mendorong kualitas pendidikan, maka hampir 40 persen kegiatan pendidikan di Bali akan masuk di Singaraja,” paparnya.

Menurut Sugawa Korry para ahli pendidikan ada di Undiksha. Oleh karena itu, akan dilakukan penyusunan grand design bentuk yang ideal sebagai kota pendidikan.
Dimana dalam menyusun grand design, pihaknya akan mohon ijin kepada Rektor Undiksha untuk memilihkan para guru besarnya, guna menyusun grand design Singaraja sebagai kota pendidikan dilengkapi dengan tenaga-tenaga ahli dari Jogjakarta dan Malang.

“Dengan adanya grand design tersebut, maka apa yang harus dilakukan dalam lima tahun kedepan. Mengingat bukan hanya grand design, tetapi juga dibuat dukungan regulasinya. Dan apabila grand design sudah menjadi perda, maka berkewajiban untuk mewujudkannya,” urainya

Pada kesempatan itu, Sugawa Korry menyinggung soal para guru di Buleleng belum mendapatkan insentif. Setidaknya dalam hal ini, para guru di Buleleng memperoleh insentif yang setara dengan Karangasem sekitar Rp 1,2 juta perbulannya.

“Jangan dibandingkan dengan Kodya dan Badung, tapi disamakan dengan daerah setara seperti Karangasem. Jadi apabila kami terpilih menjadi bupati dan wakil bupati, maka akan menberikan kehormatan insentif kepada para guru di Buleleng,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu Gede Suardana selaku calon Wakil Bupati Buleleng mengaku Singaraja selalu punya mimpi sebagai kota pendidikan. Sejatinya menurut dia, Singaraja bisa menjadi kota pendidikan. Mengingat Pamekasan saja bisa menjadi kota pendidikan seperti Kota Bandung, Jogjakarta, Jakarta dan Surabaya.

“Kenapa Singaraja bisa kalah dengan Pamekasan. Jadi dalam hal ini, kami berkomitmen untuk mengajak Undiksha berlari secepatnya mewujudkan Singaraja sebagai kota pendidikan. Hal itupun terwujud bila kami terpilih dan memenangkan Pilkada Buleleng,” ujar Suardana.

Iapun mengatakan untuk mewujudkan kota pendidikan, lama sekolah harus sampai perguruan tinggi. Sehingga pihaknya berkomitmen, memberikan beasiswa gratis dari TK sampai SMP.

“SMA kewenangan provinsi, dalam hal ini Cagub-cawagub Mulia-PAS berkomitmen memberikan beasiswa, dan juga memberikan bantuan beasiswa di perguruan tinggi,” pungkasnya. GS