Foto: Rektor Undiknas Periode 2019-2024 Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa,S.T.,S.Sos.,M.M., (kiri) bersama Ketua Perdiknas Denpasar Periode 2019-2024 Dr. A.A. Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos., M.Si.(kanan).

Denpasar (Metrobali.com)-

Universitas Pendidikan Nasional Denpasar (Undiknas University) yang merupakan perguruan tinggi swasta terbesar dan terbaik di Bali, NTB, NTT, sangat responsif menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dan pesatnya perkembangan teknologi digital.

Kampus Milenial ini pun menjawab berbagai tantangan yang ada dengan menegaskan positioning sebagai “TECHNO RESEARCH-PRENEUR UNIVERSITY.”

Artinya Undiknas menjadi kampus riset dan mencetak lebih banyak lulusannya menjadi entrepreneur (wirausaha) khususnya pula technopreneur (wirausaha berbasis teknologi digital).

“Kami punya tagline baru sebagai TECHNO RESEARCH-PRENEUR UNIVERSITY dan Kampus Milenial. Sejak 2019 hingga 2024 ke depan kami benahi dasar fundamental apa yang harus dilakukan menuju universitas riset dan universitas pencetak enterpreneur khususnya juga technopreneur,” kata Rektor Undiknas Periode 2019-2024 Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa,S.T.,S.Sos.,M.M.

Hal ini disampaikan Sri Subawa ditemui di Smart Solution Hall Undiknas, Denpasar, Kamis (12/3/2020) didampingi Ketua Perdiknas Denpasar Periode 2019-2024 Dr. A.A. Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos., M.Si., di sela-sela Sarasehan Setahun Kepemimpinan Pengurus Perdiknas Denpasar dan Kepemimpinan Rektor Undiknas Denpasar.

Sri Subawa menerangkan di tahun pertama kepemimpinannya selaku Rektor Undiknas sejak tahun 2019, ia dan jajaran fokus pada upaya pembenahan dan peningkatan infrastruktur serta fasilitas pendukung lainnya.

Salah satu yang menjadi buah karya adalah hadirnya Smart Solution Hall Undiknas yang merupakan ruang perpustakaan sekaligus menjadi Ruang Multimedia, hingga Lab Bahasa yang ditata dan dibangun dengan nuansa modern, nyaman, kekinian dan khas anak-anak milenial.

“Minat baca dan minat belajar harus baik. Jadi kami buat Smart Solution Hall ini senyaman mungkin bagi mahasiswa. Ide ini kami dapat setelah melihat kampus di Australia,” ujar Sri Subawa.

Kemudian pada tahun 2020 ini dicanangkan sebagai tahun riset dengan membenahi dan menguatkan berbagai fundamental persoalan riset. “Hasil review dari reviewer eksternal ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam riset agar bisa jangkau tingkat nasional dan  internasional,” ujar Sri Subawa.

Untuk itu Undiknas mendorong dosen dan mahasiswa agar melahirkan riset-riset yang berkualitas yang bisa tembus hingga jurnal internasional bereputasi. “Jadi kita kuatkan dari  sisi pembelajaran dan juga metodologi riset bagi dosen maupun mahasiswa yang harus bergerak bersama,” imbuh Sri Subawa.

Cetak Lebih Banyak Technopreneur

Selanjutnya pada tahun 2021 dicanangkan sebagai tahun enterpreneurship atau technopreneurship. Kelembagaan dan kemahasiswaan sama-sama dibenahi agar mahasiswa setelah lulus paham betul bagaimana menjadi entrepreneur atau khususnya technopreneur.

“Di Undiknas, kami tidak hanya membekali mahasiswa dengan pendidikan dengan proses yang berkualitas tapi kami juga mempersiapkan mereka untuk menjadi seorang entrepreneur yang siap untuk bersaing di era Revolusi Industri 4.0,” ungkap Sri Subawa.

Beranjak ke tahun 2022, Undiknas bersiap memasuki tahun digital/tahun teknologi dimana segalanya harus berbasis teknologi. “Dari sekarang sebenarnya sudah kita siapkan tapi puncaknya tahun 2022 semua harus semakin matang,” terang Sri Subawa.

Ia mencontohkan pada saat UTS (Ujian Tengah Semester) yang dimulai pada Senin (16/3/2020) ini, absensi mahasiswa tidak lagi dilakukan secara manual dengan tanda tangan di kertas daftar hadir, melainkan lewat QR Code yang cukup dipindai dengan smartphone masing-masing mahasiswa.

Jadi paperless (tanpa kertas). Ke depan ujian juga akan dirancang paperless. “Pembelajaran pun berbasis teknologi dengan blended learning (kombinasi pembelajaran tatap muka dan e-learning atau online),” sambung Sri Subawa.

Siap Go Internasional dan Raih Akreditasi Internasional

Selanjutnya pada tahun 2023 Undiknas memasuki tahun internasionalisasi sebagai respon atas semakin ketatnya persaingan di dunia pendidikan yang menuntut pula perguruan tinggi atau kampus agar mampu go internasional.

Kata Sri Subawa, Undiknas siap go internasional. Jadi doubel degree, pertukaran mahasiswa lintas negara harus tuntas. Harapannya mahasiswa asing di kelas internasional di Undiknas juga makin banyak.

“Kita berikan beasiswa pada mahasiswa asing dengan konsekuensinya harus ada luaran penelitian maupun prestasi lainnya. Dosen asing juga kita tambah,” papar Sri Subawa.

Lalu pada tahun 2024 yang merupakan tahun terakhir kepemimpinan Sri Subawa selaku Rektor Undiknas Periode 2019-2024, Undiknas ditargetkan meraih akreditasi internasional yang diakui Kemendikbud.

“Itulah lima tahun rencana Undiknas 2019-2024 dan sudah dituangkan dalam Renstra,” pungkas Sri Subawa.

Kampus Pilihan Milenial

Undiknas merupakan salah satu kampus terbesar dan terbaik di Bali, NTB, NTT, Memiliki 12 Program Studi, Terdiri dari 9 program studi strata 1 (S1) dan 3 program studi strata 2 (S2). Undiknas didirikan oleh dua pasang keluarga yakni: keluarga Drs. Ketut Sambereg, M.M., dan Prof. Dr. I Gusti Ngurah Gorda,M.S.

Di era destructive milenial ini, Undiknas tak berhenti bertransformasi dan berinovasi, menjadi kampus pilihan lebih dari 1.400 mahasiswa baru setiap tahun. Dengan Aplikasi Undiknas Mobile calon mahasiswa bisa daftar dimana dan kapan saja.

Undiknas  juga menjamin proses perkuliahan berjalan sangat baik dan nyaman dengan selalu berbenah dan membangun fasilitas yang terkini. Suasana akademik juga cukup nyaman, membuat civitas akademika Undiknas terus belajar dan belajar, demi sebuah cita.

Dengan jumlah alumni yang sudah mencapai 41.980 alumni, membuktikan kualitas Undiknas sudah terbukti dan teruji. (dan)