Pagerwesi di Buleleng

Denpasar (Metrobali.com)-

Umat Hindu Dharma di Bali merayakan Hari Pagerwesi bermakna untuk meningkatkan keteguhan iman serta mohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dunia beserta isi diberikan keselamatan, Rabu (12/3).

“Hari Raya Pagerwesi jatuh setiap 210 hari sekali merupakan rangkaian Hari Raya Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan yang jatuh pada hari Sabtu (8/3,” kata Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri (IHDN) Denpasar Dr I Ketut Sumadi di Denpasar, Rabu.

Umat Hindu pada Hari Pagerwesi mengadakan upacara keagamaan dengan menghaturkan sesaji serta rangkaian janur, bunga dan buah-buahan (banten) di tempat suci rumah keluarga masing-masing (merajan).

Pagerwesi merupakan “tonggak” untuk mengingatkan umat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi sebagai penguasa alam semesta. Upaya itu dilakukan dengan cara bhakti maupun pengorbanan suci secara tulus ikhlas (yadnya).

Umat Hindu pada hari suci terbesar kedua setelah hari Raya Galungan dan Kuningan (Kemenangan Dharma), juga dimaksudkan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan dan bimbingan ke jalan yang benar serta mampu menegakan kebenaran sesuai ajaran agama dan hati nurani.

Jero Ketut Sumadi menambahkan, Umat Hindu pada Hari Suci Pagerwesi ini memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi sebagai “Paramesti guru”.

Dengan demikian diharapkan kekuatan iman serta bimbingan dan lindunganNya, ilmu pengetahuan yang telah diturunkan pada Hari Raya Saraswati penggunaannya dilandasi oleh kesucian, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup umat manusia.

Ia mengharapkan melalui peryaaan pagerwesi mampu memperkuat “benteng iman” melalui yoga semadi, sekaligus dapat mengambil hikmah untuk mengendalikan musuh dalam diri maupun musuh yang berasal dari luar.

Lenggang Suasana Bali khususnya kota Denpasar dan sekitarnya yang sehari-hari diwarnai dengan kemacetan lalu lintas, pada saat umat Hindu memperingati Hari Pagerwesi tampak lenggang, karena sekolah dari seluruh jenjang pendidikan maupun perkantoran instansi pemerintah dan perusahaan swasta libur. (fakultatif).

Hari Raya Pagerwesi sebenarnya merupakan hari kerja biasa bagi karyawan kantor instansi pemerintah, swasta maupun sekolah, namun bagi karyawan-karyawati yang beragama Hindu diberikan keringanan tidak masuk bekerja (fakultatif).

Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng mengatakan, Gubernur Made Mangku Pastika memberikan dispensasi kepada karyawan-karyawati instansi pemerintah yang beragama Hindu untuk melaksanakan rangkaian kegiatan ritual tersebut.

Fakultatif hari pagerwesi merupakan satu dari 21 hari kerja sebagai hari libur lokal (fakultatif) di Bali selama 2014, disamping 15 hari untuk libur nasional dan empat hari cuti bersama selama.

Libur lokal khusus di Bali itu dimaksudkan agar umat Hindu dapat melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan dan persembahyangan dengan baik, ujar I Ketut Teneng. AN-MB