Tutik Kusuma Wardhani bersama WTI Bali Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis: Angggaran 10 Ribu Sudah Cukup, Diharapkan Naik Perlahan
Foto: Ketua DPD Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali Tutik Kusuma Wardhani yang juga Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Bali siap menyukseskan program makan bergizi gratis.
Denpasar (Metrobali.com)-
Ketua DPD Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali Tutik Kusuma Wardhani yang juga Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Bali mendukung penuh program makan bergizi gratis dari Presiden Prabowo Subianto yang akan berjalan mulai Januari 2025 dengan anggaran Rp. 10 ribu per porsi.
Tutik mengatakan, program ini sangat penting karena terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat untuk mencapai bangsa yang sehat dan kuat. Ia berharap anggaran dalam APBN dapat disisihkan secara bertahap untuk memprioritaskan hal-hal yang esensial, seperti penyediaan makanan bergizi gratis.
Menurutnya, jika masyarakat sehat, negara akan lebih maju. Ia juga mengungkapkan harapan agar anggaran untuk program ini dapat dioptimalkan, sementara pengeluaran lainnya yang tidak terlalu mendesak dapat dikurangi.
“Kalau masyarakatnya sehat, bangsanya tentu akan menjadi maju kan? Itu tujuan pokok. Jadi kalau bisa yang lain, yang tidak terlalu urgent bisa disisir untuk anggaran makanan bergizi gratis ini. Itu harapan saya,” ujar Tutik ditemui di sela-sela “Seminar Awan: Mengenal Penyakit Jantung Koroner, Merupakan Langkah Cerdas Bagi Wanita” pada Jumat 20 Desember 2024 di aula lantai 4 Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar.
Sekali lagi Tutik menyatakan sangat setuju dengan program makan bergizi tersebut, karena sebagai warga negara, ia melihat langsung kondisi kehidupan masyarakat di desa-desa. Menurutnya, sangat penting untuk memastikan bahwa generasi muda, terutama anak-anak balita, mendapatkan asupan gizi yang baik agar mereka tumbuh sehat dan menjadi bagian dari bangsa yang kuat.
“Mereka harus menjadi bangsa yang kuat. Jadi dari putra putrinya yang masih balita masih kecil itu harus sehat selalu,” tegas politisi Demokrat asal Buleleng itu.
Tutik juga sepakat jika anggaran untuk program makan bergizi gratis ini meningkat secara bertahap. Ia menjelaskan bahwa meskipun kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan banyak negara lain, keuangan negara masih cukup terbatas. Namun, ia optimis bahwa anggaran untuk program ini akan meningkat seiring berjalannya waktu, terutama setelah program ini berjalan dan mendapatkan perhatian lebih.
Tutik menekankan pentingnya dukungan bersama dalam mengawal program ini, dan ia berharap masyarakat tetap optimis meskipun dimulai dengan anggaran yang terbatas, karena seiring waktu program ini akan berkembang.
“Jangan selalu kita mengeluh, mengeluh, mengeluh. Tapi optimislah dari kecil akan menjadi besar nanti. Jadi kalau sekarang diturunkan menjadi 10 ribu, itu pasti nanti akan naik karena kondisi keuangan kita yang masih tight ini. Pahamilah,” ujarnya.
Tutik menekankan pentingnya perjuangan bersama dalam menyukseskan program makan bergizi gratis. Ia menyatakan bahwa tidak hanya pemerintah yang harus berperan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, termasuk petani, yang harus bekerja lebih produktif untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya masyarakat untuk mendukung penggunaan produk dalam negeri, sehingga semua elemen dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan tersebut.
“Bagaimana nanti menghasilkan kualitas produksi yang lebih baik lagi, kemudian dari masyarakat yang mau menggunakan produksi dalam negeri, itu semua harus berkaitan semua,” katanya.
Tutik lantas menjelaskan bahwa peran wanita tani sangat penting dalam mendukung program penyediaan pangan. Menurutnya, program dari wanita tani harus terus mengawal dan mendampingi para petani agar mereka dapat menghasilkan produk berkualitas dengan kontinuitas yang terjaga, serta dalam jumlah yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, sektor pertanian akan dapat berkontribusi langsung terhadap penyediaan pangan yang diperlukan dalam program makan bergizi gratis.
“Program dari wanita petani harus selalu mengawal, mendampingi petani petani, bagaimana petani petani bisa menghasilkan suatu produksi yang berkualitas dan kontinuitas serta jumlahnya mencukupi dari kebutuhan daripada masyarakat,” pungkasnya. (wid)