Foto: Tokoh muda dan tokoh pendidikan Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa yang akrab disapa Turah Wira maju nyaleg dari Partai Demokrat ke DPRD Provinsi Bali Dapil Kota Denpasar dengan nomor urut 2.

Denpasar (Metrobali.com)-

Tokoh muda Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa yang akrab disapa Turah Wira memantapkan langkah maju nyaleg dari Partai Demokrat ke DPRD Provinsi Bali Dapil Kota Denpasar dengan nomor urut 2.

Adik dari Senator/Anggota DPD RI dari Bali Arya Wedakarna (AWK) ini ingin memberikan warna berbeda sebagai wakil rakyat di DPRD Bali khususnya untuk menguatkan kembali fungsi pengawasan legislatif yang selama ini lemah.

Kepala Badan Koordinasi Saksi Daerah (BKSD) DPD Partai Demokrat Provinsi Bali juga punya perhatian besar terhadap persoalan dan isu-isu berkaitan dengan anak-anak muda dan ekonomi kreatif.

Lebih lanjut Turah Wira mengungkapkan bahwa alasan dirinya maju menjadi caleg DPRD Provinsi Bali Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Denpasar adalah untuk menyerap dan menyalurkan aspirasi  masyarakat dengan berkoordinasi dengan eksekutif. Menurut Turah Wira, posisi legislatif tersebut tidak sama seperti eksekutif. Inilah yang harus dipahami oleh masyarakat.

“Kita di legislatif sebenarnya nggak punya program, kita hanya mengawasi program dari eksekutif. Tugas dan fungsinya DPRD Bali adalah membuat Perda, penganggaran dan pengawasan. Pengawasan ini yang saya rasa teman-teman di DPRD harus lebih banyak bersuara, harus lebih maksimal lagi untuk menyuarakan kebutuhan dari masyarakat,” ungkap Turah Wira.

Kemudian terkait dengan kaum milenial dan generasi Z yang menjadi pemilih terbanyak pada Pemilu 2024 nanti, Turah Wira mengatakan bahwa jangan sampai anak-anak muda dijadikan alat atau target suara saja sehingga mereka menjadi pesimis dan apatis terhadap politik. Ia kemudian mendorong anak-anak muda untuk ikut bersuara dan berpartisipasi dalam menentukan nasib bangsa 5 tahun kedepan.

“Disini kita jangan apriori, kita jangan pesimis, anak-anak muda hanya dijadikan alat saja. Ini saatnya anak-anak muda bersuara menentukan masa 5 tahun kedepan. Dengan cara apa? yang memilih tentu sesama pemuda karena satu frekuensi, satu zaman, satu komunitas, satu orde. Itu menurut saya,” kata tokoh muda yang dikenal sebagai tokoh pendidikan dan juga merupakan Ketua Yayasan Mahendradatta yang menaungi Universitas Mahendradatta.

Turah Wira menegaskan bahwa ketika nanti sudah menjadi anggota dewan ia akan memperhatikan dan memberikan wadah untuk anak-anak muda. Ia juga menyoroti minimnya kreatifitas anak-anak muda, khususnya di Kota Denpasar, yang rutinitasnya hanya sebatas membuat ogoh-ogoh, layang-layang maupun bazaar. Menurutnya disinilah pentingnya mencari semacam trigger agar anak-anak muda tersebut bisa terpantik untuk lebih kreatif.

“Itulah yang harus kita carikan trigger, mereka kita fasilitasi. Ujung-ujungnya semua program itu ada di dana. Harus kita realistis, mau gimana bagusnya program nggak ada dana, nggak ada bantuan atau fasilitas dari pemerintah ya nggak bakal jalan itu program. Nah disitu peran dari anggota dewan yang bisa memanggil dinas-dinas terkait terkait agar bisa bersinergi dengan para pemuda, kelompok-kelompok pemuda,” beber tokoh muda berlatar belakang pendidikan doktor yang juga seorang advokat ini. (wid)