Singaraja (Metrobali.com)-

Sedikitnya 3000 rakyat Sumberklampok (Bali) hari ini, Kamis 7 November 2013 memblokade jalan poros Singaraja-Gilimanuk. Massa aksi yang didominasi oleh para petani, nelayan dan masyarakat adat menuntut Hak Atas Tanah yang sejak 22 tahun yang lalu (7 November 1991) diperjuangkan. Rakyat mendesak Gubernur Bali dan Bupati Buleleng untuk datang menemui dan berdialog soal pemenuhan hak rakyat atas tanah Sumberklampok.

Aksi yang awalnya adalah doa bersama antara umat Hindu dan Islam yang dihadiri oleh Muspika dan ketua DPRD Kab Buleleng di Banjar Sumber Batok, Sumberklampok. Namun, masa kecewa karena Gubernur Bali, Bupati Buleleng, Ketua DPRD Bali tidak hadir untuk melakukan doa bersama, sekaligus membahas persoalan hak atas tanah di Sumberklampok. Masa yang kecewa atas tidak adanya itikad baik dari pemerintah provinsi Bali, akhirnya memblokade jalan utama poros Singaraja-Gilimanuk pada pukul 11.00 WITA dengan jumlah masa sebanyak 3000 orang.

Massa menuntut agar Pemprov Bali dan Pemda Buleleng berpihak pada rakyat Sumberklampok dengan memberikan hak atas tanah kepada rakyat yang berasal dari tanah terlantas seluas 624 Hektar. “Rakyat Sumberklampok menggunakan pohon-pohon yang ditumbangkan, tenda serta menggunakan spanduk untuk menutup jalan, dan kami akan bertahan sampai tuntutan kami dipenuhi Gubernur Bali,” kata Putu Artana, Kepala Desa Sumberklampok.

DD Shineba dari Kepala Departemen Politik dan Jaringan Konsorsium Pembaruan Agraria yang ditemui di lapangan menghimbau agar aparat keamanan melakukan tindakan pencegahan kekerasan terhadap masa aksi. “Kami berharap tidak ada provokasi dari aparat keamanan untuk membenturkan petani dengan pengguna jalan sehingga konflik horisontal bisa dihindarkan”, kata DD Sineba menambahkan.

Sementara itu, Made Indrawati, tokoh masyarakat dan sekretaris KPA Bali menyatakan, “Doa bersama dan blokade ini merupakan peringatan kepada segenap pengambil keputusan di Bali, khususnya Gubernur Bali untuk segera memberikan Pengakuan dan Rekomendasi Hak Atas Tanah bagi segenap warga masyarakat. 22 Tahun kami berjuang, segala upaya sudah kami lakukan, namun selalu saja alasan Gubernur untuk menghindar, termasuk kedatangan warga bertepatan dengan peringatan Hari Tani, 24/9 lalu”, Pungkasnya.

Normal
0

false
false
false

IN
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Sementara itu, aksi turun ke jalan oleh warga Sumberklampok, Gerokgak, Kabupaten Buleleng di jalur Gilimanuk-Singaraja, Kamis (7/11) sempat membuat was-was jajaran kepolisian di Jembrana, khususnya di Gilimanuk. Pasalnya aksi tersebut dikhawatirkan, berdampak terhadap arus lalu-lintas Gilimanuk-Singaraja.

Namun dari hasil pantauan petugas, jalur Gilimanuk menuju Singaraja tetap lancar. Hanya saja, bagi kendaraan yang hendak ke Denpasar melalui Singaraja, dialihkan petugas  menuju jalur Gilimanuk-Denpasar.

Kapolsek kawasan laut Gilimanuk Kompol Made Perihan Jagat, saat dikonfirmasi mengatakan aksi warga Sumberklampok itu tidak berpengaruh hingga di Gilimanuk. bahkan menurutnya tidak terlihat ada antrian hingga ke wilayah Jembrana. bahkan arus lali lintas dari Gilimanuk menuju Singaraja dan Denpasar tetap lancar.

Pihaknya juga mengaku tidak melakukan antisipasi khusus terhadap aksi penutupan jalan di Sumberklampok,Gerokgak, Buleleng. Bagi kendaraan yang ingin menuju ke Singaraja juga tetap diperbolehkan. “Hanya yang menuju ke Denpasar lewat Singaraja saja yang kami alihkan. Yang lainnya kami persilahkan menuju arah Singaraja” ujar Jagat. MT-RED-MB