thumbnail (64)
Kawasan zona merah Gunung Agung yang terlanda abu vulkanik tebal erupasi Gunung Agung.
Karangasem, (Metrobali) –
Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) bersama Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose melakukan pemantauan di beberapa tim zona merah Gunung Agung yang terlanda abu vulkanik tebal erupasi Gunung Agung. Hasilnya mengejutkan, tanaman keras seperti kopi, pohon cempaka, Boni, sengon dan tumbuhan lainnya berguguran daunnya. Bahkan, beberapa imbuhan mati. Rupanya, pohon-pohon itu terpapar abu vulkanik Gunung Agung yang mengandung zat belerang.
Pemantauan itu dilakukan di Dusun Sogra menuju Pura Pasar Agung yang hanya berjarak lima kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. “Rerumputan dari bibir kawah juga mengering semua,” ujar Ketua Pasebaya, I Gede Pawana, Jumat 1 Desember 2017.
Tak hanya membuat pepohonan berguguran mati, abu vulkanik Gunung Agung juga membuat hewan-hewan seperti anjing beberapa harus meregang nyawa. “Kemungkinan mereka mati karena kelaparan atau tak kuat menghirup bau belerang yang cukup kuat,” jelasnya.
Sementara itu, kera-kera terpantau kelaparan karena tak ada makanan yang bisa mereka santap lagi. “Jalan menuju Pura Pasar Agung penuh lumpur dan atau sisa debu vulkanik dan daun-daunan berserakan di aspal yang mengakibatkan jalan licin dan bisa menyebabkan kecelakaan apabila dialui kendaraan,” ujarnya.
Di sekitar lokasi juga bau belerang cukup menyengat. Mereka yang menghirupnya terasa sakit kepala dan pusing-pusing. JAK-MB