Klungkung ( Metrobali.com )
Truk bertonase 16 ton yang keluar masuk jalan kecil sering membuat rusak jalan jalan di Klungkung. Ini juga terjadi di jalan Subali II, Semarapura kelod Kangin. Tepatnya di depan SMKN 1 Klungkung tersebut ambrol. Kondisi ini membuat pengguna jalan harus ektra hati hati. Terlebih di jalan yang jebol tersebut tidak ada petunjuk atau rambu. Jika kurang waspada bisa bisa pengguna jalan terprosok kejalan yang berlubang tersebut. Terlebih lagi dalam waktu dekat ini jalan tersebut akan semakin ramai akan dimulainya anak anak sekolah pada 3 Janurari 2013 mendatang.

Untuk diketahui jalan tersebut Jebol Jumat (21.12) lalu. Ini berawal dari sebuah truk milik Toko Surya hendak memutar di jalan tersebut sekitar pukul 09.00 wita. Tiba tiba truk yang bermuatan 16 ton tersebut ambles pada roda belakangnya dan menimbulkan lubang menganga pada badan jalan. Karena kebetulan di bawah badan jalan tersebut terdapat gorong gorong yang cukup dalam. Lubang yang ditinggalkan juga cukup lebar yakni sekitar dua meter.

Sementara badan jalan tersebut tidak mampu kekuatan truk yang cukup berat tersebut. Truk yang mengangkut semen tersebut hendak memutar haluan dengan memutar ke begian barat sekolah tersebut. “Ya waktu itu truk hendak memutar haluan, namun tiba tiba badan jalan ambles,” ujar Putu Muliana salah satu Satpam SMKN 1 Klungkung.

Bahkan menurut Satpam asal Banjar Lebah tersebut saat itu truk sempat kesulitan dilakukan evakuasi. Bahkan untuk menarik truk tersebut sampai mempergunakan truk lain.

Maliana sendiri menyayangkan kejadian tersebut karena pihak perusahan pemilik truk terkesan tidak bertanggung jawab. Karena jalan jebol tersebut dibiarkan bolong tidak dilakukan perbaikan. “Heran juga setelah itu jalan malah dibiarkan berlubang, tidak dilakukan perbaikan, ini tentunya sangat membahayakan pengguna jalan,” ujar Pria yang akrab disapa Putu Carik tersebut.

Hal ini sangat membahayakan pengguna jalan terutama pada malam hari. Terlebih di sekitar jalan jebol tersebut tidak ada lampu penerangan jalan. Untung saja warga cukup peduli dengan memasang tanda peringatan dari daun kelapa. Hanya saja tanda peringatan tersebut jelas kurang maksimal. Untuk diketahui jalan tersebut cukup padat apalagi saat pulang sekolah. Dirinya berharap agar jalan tersebut segera dilakukan perbaikan, dan dipasang rambu tanda bahaya sebelum menelan korban. “Kekhawatir saya dalam waktu dekat anak sekolah akan mulai beraktifitas ” ujarnya. SUS-MB