Amsterdam, (Metrobali.com) –

Truk pengangkut serpihan pesawat Malaysia Airlines MH17 melintas memasuki Belanda, sementara penyelidik menunggu untuk menguji dan membangun ulang pesawat itu, hampir lima bulan setelah jatuh.

Pesawat Boeing 777 tersebut jatuh di Ukraina timur pada 17 Juli, menewaskan seluruh 298 penumpang, dua pertiganya adalah warga Belanda.

Washington dan sekutu-sekutunya mengatakan pemberontak pro-Rusia di kawasan itu menembak pesawat tersebut dengan rudal darat-ke-udara. Rusia yang menghadapi konfrontasi terburuk sejak Perang Dingin dengan Barat mengatakan, rudal itu ditembakkan dari sebuah jet pemerintah Ukraina.

Keluarga penumpang dan kru yang tewas menunggu di luar pangkalan udara Belanda di kota wilayah selatan Gilze-Rijen tempat dimana serpihan pesawat akan dibawa.

Keluarga yang berduka memprotes penundaan penyelidikan mengenai bagaimana pesawat itu pecah berkeping-keping –serpihannya berserakan di lokasi kejadian selama berbulan-bulan. Satu kelompok anggota keluarga korban pekan lalu meminta agar utusan PBB mengambil alih penyelidikan dan mengatakan pihak berwenang Belanda telah gagal menangani kasus ini.

Belanda melakukan penyelidikan kriminal terbesar dalam sejarahnya setelah insiden tersebut dan memantau proses pengumpulan serpihan pesawat yang dilakukan oleh badan darurat Ukraina.

Serpihan pesawat itu diserahkan berdasar kesepakatan dengan Kiev dan, melalui mediasi Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE), kelompok pemisah pro-Rusia.

Badan Keselamatan Belanda mengatakan serpihan-serpihan pesawat itu akan difoto, diimbas serta dipisah-pisahkan, dan para pakar kemudian akan berupaya merekonstruksi pesawat itu.

(Ant) –