ketut wija

Denpasar (Metrobali.com)-

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali hingga saat ini masih menunggu pemasangan papan LED TV yang menyajikan sistem informasi harga komoditas strategis (Sigadis) di pasar tradisional.

“Sigadis dengan LED TV-nya itu dimiliki oleh TPID Bali. Namun untuk memperlancar proses perizinannya itu sudah kami serahterimakan beberapa waktu lalu kepada Perusahaan Daerah Pasar Badung, Pemerintah Kota Denpasar,” kata Ketua TPID Bali I Ketut Wija, di Denpasar, Senin (30/6).

Oleh karena itu, ucap dia, papan “Sigadis” sebenarnya sudah tidak ada masalah lagi dan tinggal menunggu proses pemasangan saja karena sudah dimiliki Perusahaan Daerah Pasar Badung, namun operatornya tetap di Bank Indonesia karena mereka juga yang membiayai pengadaannya.

“Kami sudah menyerahkannya dengan menggunakan berita acara sehingga semestinya dapat segera dipasang tanpa memerlukan izin darimana-mana,” ujarnya yang juga Asisten II Pemprov Bali itu.

Wija menambahkan selain Pasar Badung, berbagai pasar tradisional di Bali lainnya pun akan dilengkapi dengan papan LED TV yang menyajikan Sigadis sehingga setiap harinya konsumen dapat dengan mudah mengetahui harga kebutuhan pokok.

“Pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) setiap harinya akan memasukkan data berdasarkan hasil survei pasar berapakah harga komoditas strategis dan bahan pokok. Nanti dimasukkan ke sistem dan diproses, sehingga akan kelihatan di LED TV itu dalam bentuk tulisan berjalan (running text),” ujarnya.

Dengan sistem tersebut, kata dia, bisa memberikan informasi pada masyarakat tentang harga kebutuhan pokok sehingga tidak dimainkan oleh pasar. Demikian juga menjembatani antara produsen dan konsumen karena ke depan informasi ini juga dapat diakses melalui telepon genggam. Misalnya ketik web Sigadis Bali, keluarlah harga-harga itu.

Wija berpandangan Sigadis dapat menjembatani produsen-konsumen karena produsen di hulu menjadi tidak mudah dimainkan oleh para tengkulak. Misalkan petani ingin melihat harga bawang merah dan cabe yang terkini di pasar tertentu, tinggal diklik saja lewat telepon genggam.

“Kalau ternyata tengkulak membeli dengan harga murah jauh di bawah harga pasar, produsen bisa protes atau bahkan berinisiatif menjual sendiri produknya ke pasar tradisional. Hal ini akan memberikan keuntungan pada petani kita dan akan ikut mengendalikan inflasi karena harga akan stabil,” katanya. AN-MB