Gianyar, (Metrobali.com)

Kamis, 4 April 2024 Masyarakat Penyungsung Pura Prajapati Desa Adat Mas melaksanakan acara sembahyang bersama memohon keselamatan serta kerahayuan jagat dalam upaya penolakan rencana pralina (relokasi) Pura Prajapati. Acara sembahyang bersama ini dilaksanakan di pura Prajapati setra (kuburan) Desa Adat Mas.

Tjok Gede Asnawa selaku masyarakat penyungsung Pura Prajapati desa Adat Mas  menjelaskan bahwa Pura Prajapati di setra Desa Adat Mas harus tetap dilestarikan, dan apa yang telah diwarisi oleh leluhur selama ratusan tahun harus tetap dijaga dan tetap dilestarikan. Untuk saat ini apapun rasa bhakti masyarakat yang melakukan persembahyangan merupakan hal yang penting, tetap menuntut rasa keadilan yang dimiliki oleh masyarakat desa Adat Mas. Mengenai adanya dua pura Prajapti dalam satu setra hal tersebut sudah dari dulu berada, bahkan pihaknya menuturkan kalau pura tersebut sudah berdiri sekitar tahun 1800-an masehi. “Prinsipnya titiang ngelestariang napi ne sampun namiang saking ratusan tahun antuk tetap ajeg (Prinsip saya melestarikan apa yang telah berada ratusan tahun tetap lestari).” ucapnya.

I Kadek Hadi Sayoga selaku salah satu masyarakat yang juga turut hadir dalam acara tersebut mengungkap bahwa  tidak pernah ada keberatan dengan adanya dua pura Prajapti di satu setra (kuburan) Desa Adat Mas dan bahkan tidak mempermasalahkannya, dikarenakan hal tersebut adalah warisan leluhur desa Adat Mas. “Keberadaan dua Prajapati ini tidak ada dampak negatif ke masyarakat” tungkasnya

Terakhir salah satu pemuda yang ikut dalam acara tersebut yakni Anak Agung Gede Surya Sentana mempertanyakan motif dan urgensi dari relokasi pura prajapati ini, padahal masyarakat tidak merasa keberatan. Sekarang pihak Bendesa Adat membuat rencana relokasi pura Prajapati hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan besar dikalangan masyarakat Desa Adat Mas ada apa dibalik semua ini?  “Hal urgent apa yang ada sehingga Bendesa ingin mempralina serta merelokasi Pura Prajapati ini? Apa motifnya?” Tanyanya. (RED-MB)