Penglingsir Puri Peguyangan yang juga anggota DPRD Kota Denpasar AA. Ngurah Gede Widiada.

Denpasar (Metro Bali.com)-

Keberanian dan komitmen Calon Gubernur Bali nomor urut dua (2) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menolak reklamasi Teluk Benoa (TB) sejak tahun 2013 diapreasi berbagai kalangan. Ketegasan Rai Mantra bersama pasangannya Calon Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menolak reklamasi Teluk Benoa yang juga  tertuang dalam Pakta Integritas bersama partai pengusung di Koalisi Rakyat Bali (KRB) menunjukkan keberanian moralitas demi tanah dan masyarakat Bali.

“Saya kira ini (Pakta Integritas menolak reklamasi Teluk Benoa-red) menunjukkan keberanian moralitas pemimpin kita yang jarang dimiliki oleh pemimpin lain,” kata Penglingsir Puri Peguyangan yang juga anggota DPRD Kota Denpasar AA. Ngurah Gede Widiada di Denpasar, Sabtu (5/5/2018).

Lebih lanjut dikatakan politisi yang akrab disapa Gung Widiada itu, tidak penting apakah penolakan reklamasi ini dikaitkan dengan konteks situasi politik saat ini atau tidak. Sebab faktanya Rai Mantra sudah tegas menolak reklamasi sejak 2013 saat menjabat Walikota Denpasar.

“Ini (Rai Mantra menolak reklamasi-red) kan sebuah komitmen den pernyataan yang  tidak gampang. Beliau (Rai Mantra-red) sudah berani sejak awal,” tegas Gung Widiada.

Jika masyarakat Bali melihat pembangunan Bali di situasi terdahulu yang terlalu liberal dan kaplitalistik, maka perlu upaya mengontrol situasi ini. Maka perhelatan pemilihan gubernur (pilgub) Bali ini  menjadi ujian bagi masyarakat Bali. Apakah masyarakat berani memilih pemimpin yang memiliki moralitas untuk menjaga Bali dari serbuan kaum kapitalis atau malah memilih pemimpin yang tidak memiliki komitmen moralitas yang tegas untuk menjaga tanah Bali.

“Sekarang bagaimana rakyat Bali memberikan dukungan kepada pemimpin yang memiliki moralitas. Bukan berarti calon pemimpin yang lain tidak baik. Tapi komitmen moralitas menolak reklamasi Teluk Benoa ini dan menjaga tanah Bali yang membedakan Rai Mantra dengan yang lain. Jadi masyarakat Bali kenapa harus memilih Rai Mantra? Karena beliau memiliki keberanian moralitas,” tambah Gung Widiada.

Baginya Bali tidak menutup mata dengan perkembangan dan kebutuhan investasi kapitalis besar. Tapi jangan sampai investasi besar itu mengorbankan keseimbangan pembangunan Bali dan meminggirkan peran masyarakat Bali. Terlebih kebijakan pemimpin Bali selama ini terlalu permisif dan toleran dengan kaum kapitalis yang ingin menguasai Bali.

“Akibatnya tanah Bali perlahan-lahan habis dengan cepat. Kalau tidak dibangun barrier atau penghalang regulatif, tentu kita akan cepat habis. Jadi keberanian moralitas Rai Mantra menolak reklamasi ini sangat penting dalam rangka menjaga tanah Bali,” tandas politisi partai NasDem itu.

Pewarta : Widana Daud

Editor     : Hana Sutiawati