Keberadaan pelabuhan di Kabupaten Buleleng sejalan dengan program Tol Laut yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo

Buleleng, (Metrobali.com)-

Kabupaten Buleleng yang memiliki panjang pantai ratusan kilo meter, merupakan potensi yang sangat besar untuk menyeimbangkan pembangunan Bali Utara dan Bali Selatan. Apalagi mampu memindahkan aktivitas bongkar muat barang dan kapal pesiar yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Benoa ke Pelabuhan Celukan Bawang, setidaknya niscaya Buleleng tidak lagi membutuhkan bandara.

Keberadaan pelabuhan di Kabupaten Buleleng sejalan dengan program Tol Laut yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo. Mengingat, di Kabupaten Buleleng terdapat beberapa pelabuhan laut, diantaranya Pelabuhan Lalang dan Pelabuhan Banyuwedang yang khusus mengangkut pemedek Pura Gili Menjangan maupun para tourist yang menyukai diving maupun snorkling. Selanjutnya Pelabuhan Rakyat Pegametan.

Pelabuhan ini dulunya aktif bongkar muat barang, kini sudah tidak aktif lagi. Pelabuhan Celukan Bawang, Pelabuhan Pendaratan Ikan Sangsit serta beberapa pelabuhan kecil lainnya. Kesemuanya ini, hanya terkendala di infrastruktur jalan. Harapannya terwujudnya Jalan Tol dan sejenisnya yang mampu memperlancar arus lalulintas Bali Utara – Bali Selatan.

Terhadap Tol Laut ini, pihak Pelindo III Celukan Bawang membuka akses Buleleng melalui laut. Hal itu terlihat dengan adanya ratusan penumpang pada Minggu (30/6) memadati dermaga Pelabuhan Celukan Bawang setelah melalui perjalanan laut dari Pelabuhan Sepeken Madura, Jawa Timur.
Para penumpang itu menggunakan KM Sabuk Nusantara 51 sebagai transportasi alternatif selain transportasi darat.

Saat dikonfirmasi, General Manajer (GM) Pelindo III Celukan Bawang, Rio Dwi Santoso mengatakan tol laut sebagai bagian membuka akses lewat jalur laut Buleleng, pihak Kementerian Perhubungan sangat serius melayani pelayaran dengan rute yang disebut rute pelayaran trayek R-18.

”Merapatnya kapal perintis KM Sabuk Nusantara 51 membawa ratusan penumpang dari beberapa tempat sesuai rute pelayarannya. Jumlah penumpang yang turun sebanyak 138 berasal dari Kepulauan Sepeken dan sekitarnya” jelasnya, Minggu (30/6).

Dan alur baru pelayaran penumpang ini, menurutnya akan berkesinambungan menyusul semakin mudahnya akses ternsportasi yang disediakan pemerintah.”Jadwal pelayaran ini akan rutin menyinggahi beberapa tempat sesuai alur yang telah ditetapkan dari Kemenhub,” ujarnya.

Iapun mengungkapkan pemerintah melalui Kemenhub kembali akan menyiapkan angkutan laut untuk jenis penumpang dan kargo yang rutin menyinggahi Pelabuhan Celukan Bawang.”Pelabuhan Celukan Bawang sudah masuk dalam program tol laut pemerintah” ucap Rio Dwi Santoso.

Lebih lanjut dikatakan setelah kapal penumpang rute kepulauan Sepeken, NTB dan NTT dan kapal kargo jalur Cilacap – Banyuwangi, telah ada kapal kargo khusus muatan ternak rute Jakarta – Celukan Bawang.”Dengan adanya hal ini, pihak kami akan menjadikan Pelabuhan Celukan Bawang sebagai sarana transportasi laut yang lengkap untuk membantu mempercepat proses pertumbuhan Bali utara.” tegasnya.

“Kami sudah bergerak cepat untkuk menjadi Pelabuhan Celukan Bawang menjadi pelabuhan yang bisa melayani semua kebutuhan angkutan via laut, baik penumpang orang, barang hingga ternak,” pungkasnya.

Perlu diketahui disini, kapal perintis KM. Sabuk Nusantara 51 telah sandar perdana di dermaga Pelabuhan Celukan Bawang. Kehadiran kapal perintis ini digadang-gadang menjadi program utama tol laut pemerintah untuk membuka akses Bali Utara via laut.Rute yang akan melayani trayek R -18 yakni mencakup rute Surabaya-Kalianget-Kangean-Sapeken-Buleleng- Carik–Badas-Bima-Labuhan Bajo-Waikelo-Labuhan Bajo-Bima-Badas-Carik- Buleleng-Sapeken-Kangean-Kalianget –Surabaya.

Pewarta : Gus Sadarsana