Direktur Tol Bali Mandara

Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim

Denpasar (Metrobali.com)-

            Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Pusat terus menggalakan pengunaan uang Elektronik (UNIK). Karena dipandang pengunaan uang elektronik lebih efisien, praktis dan dapat mengurangi tindak kriminal pemalsuan uang. Bank Indonesia sendiri  secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada 14 Agustus 2014.

Pencanangan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung GNNT. Pencanangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.

Sejalan dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Bank Indonesia (BI) menyepakati kerjasama untuk meningkatkan elektronifikasi di jalan tol. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama Nomor: 19/5/NK/GBI/2017 dan 06/PKS/M/2017  tanggal 31 Mei 2017 oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dengan Gubernur BI Agus Martowardoyo tentang kerjasama dan berkoordinasi dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan Kementerian PUPR, dimana salah satunya terkait penerapan transaksi tol non tunai dalam mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Penandatanganan kesepakatan ini juga menjadi tahapan awal agenda elektronifikasi jalan tol di Indonesia yang dimulai dengan pelaksanaan kampanye elektronifikasi secara nasional menuju penerapan Multi Lane Free Flow (MLFF) atau pembayaran tol tanpa henti (pengguna jalan tol tidak harus menghentikan kendaraan di gerbang tol).  Transaksi tol non-tunai atau uang elektronik saat ini baru sebesar 23% dari lalu lintas harian rata-rata sekitar 4,5 juta kendaraan per hari. Ditargetkan pada bulan Oktober 2017, seluruh ruas tol menggunakan transaksi non tunai.

Menyikapi kesepakatan tersebut PT Jasamarga Bali Tol selaku Pengelola Jalan Tol Bali Mandara menyatakan kesiapanya menerapkan transaksi tol non tunai 100%. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim menyatakan pada prinsipnya pihaknya siap menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tersebut. “ Kami siap mendukung suksesnya GNNT”

Tito menyampaikan, “Jalan Tol Bali Mandara siap menerapkan transaksi non tunai 100% karena sejak beroperasi seluruh gardu tol kita sudah bisa melayani transaksi non tunai 100%”. Hanya saja, menurut Tito suksesnya penerapan transaksi tol non tunai tidak tergantung pada pihaknya saja tetapi juga dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat serta pihak Perbankan sebagai Issuer (penerbit) uang elektronik (UNIK).

Sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk membuka seluas-luasnya partisipasi bank dalam penyelenggara transaksi tol non tunai tersebut, ke depan akan semakin banyak bank yang ikut serta dan masyarakat akan semakin dimudahkan mendapatkan uang elektronik (UNIK) dan semakin mudah mengisi ulangnya. “ Kami berharap bank penerbit uang elektronik (UNIK) semakin banyak dan masyarakat penguna UNIK juga semakin banyak sehinga volume transaksi tol non tunai juga akan meningkat, ini adalah salah satu peran serta kita sebagai warga Negara dalam mendukung program pemerintah menuju less cash society” Kata Tito.

Dikutip dari data Bank Indonesia (BI), pada 2011, nilai transaksi uang elektronik mencapai lebih dari Rp 981 triliun. Meroket tajam pada 2016 menjadi Rp 7.063 triliun. Di awal kuartal pertama tahun ini saja sudah mencapai Rp 2.858 triliun. Untuk itu, Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong dan terus meningkatkan  penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan less cash society.

            Berdasarkan  data dari Humas PT Jasamarga Bali Tol, saat ini volume lalin Jalan Tol Bali Mandara sekitar 50.000 kendaraan per hari. Dari jumlah tersebut baru 14% yang transaksinya mengunakan uang elektronik (UNIK).

Selain itu juga, dengan adanya uang elektronik (UNIK) ini  juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kelancaran transaksi tol agar dapat mengurai antrean pembayaran tol. “ Kalau membayar dengan uang tunai butuh waktu sekitar 14 detik setiap transaksi sedangkan jika mengunakan uang elektronik cukup 2 detik saja. Cukup ditempel dan portal tol akan terbuka” Kata Tito.

Dalam kesempatan ini Tito juga menyampaikan “Untuk saat ini uang elektronik yang dapat digunakan di Jalan Tol Bali Mandara baru E-money, E-toll (Bank Mandiri), Brizzi (BRI), Tap cash (BNI), BPD Bali (BPD Bali) dan Blink (BTN).  Sedangkan Untuk Flazz (BCA) dan Mega Cash (Bank Mega) masih dalam Proses pemasangan”.

Menurut  Tito, Uji coba pemberlakuan transaksi non tunai 100% di Jalan tol bali mandara akan di berlakukan secara bertahap mulai September 2017 dan mulai  Oktober 2017 diberlakukan untuk seluruh Gerbang Tol Bali Mandara”.

Akhmad Tito Karim mengimbau masyarakat untuk mulai membiasakan diri mengunakan uang elektronik setiap melewati jalan tol, karena mulai 1 Oktober 2017 nanti bayar tol tidak bisa lagi mengunakan uang tunai, harus mengunakan uang elektronik (UNIK). Kami harap masyarakat siap dengan kebijakan ini. Mari kita  bersama-sama menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai. RED-MB