TNI tetap gelar operasi intelijen bebaskan empat WNI sandera

Dokumentasi Rahayu (47), ibu dari Bayu Oktavianto, menggendong anak putrinya saat menanti kabar terbaru di Miliran, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (8/4). Saat itu keluarga berharap kepada pemerintah Indonesia dan perusahaan PT Patria Maritime Lines untuk segera membayar uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf agar segera dibebaskan ke 10 WNI yang telah disandera sejak Sabtu lalu (26/3/2016). (ANTARA FOTO/ Aloysius Nugroho)
Bogor (Metrobali.com)-
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan, sampai saat ini masih terus mengupayakan pembebasan terhadap empat WNI yang disandera di wilayah laut Filipina. Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah menggelar operasi intelijen.

Dalam upaya pembebasan empat WNI yang masih disandera kelompok bersenjata itu maka diutamakan keselamatan mereka. Dia akan menerapkan operasi total, baik melibatkan jaringan formal maupun informal.

“Maka TNI melakukan operasi-operasi juga koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri yaitu operasi intelijen,” katanya.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyampaikan, pembebasan terhadap 10 ABK WNI yang disandera berkat diplomasi total yang melibatkan banyak pihak. Marsudi tidak mengurai pihak-pihak yang dia maksud itu.

“Saya mohon doa agar yang empat bisa kami bebaskan dengan selamat,” kata Nurmantyo, di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu, setelah mendampingi Presiden Jokowi, dalam jumpa pers terkait pembebasan 10 WNI anak buah kapal.

Nurmantyo menyatakan, Markas Besar TNI akan kembali melakukan diplomasi atau operasi total yang melibatkan banyak pihak sebagaimana operasi pembebasan terhadap 10 ABK WNI yang telah berhasil dilakukan. Sumber : Antara