RDL-Rifat Sungkar1
Direktur Rifat Drive Labs, Rifat Sungkar berbagi tips mudik lebaran dengan menggunakan mobil


Jakarta (Metrobali.com)-

Mudik merupakan tradisi pulang ke kampung halaman untuk bertemu dan berkumpul bersama orang tua, sanak saudara, juga kerabat terdekat. Pada umumnya, mudik dilakukan setiap tahun menjelang hari raya Idul Fitri. Berbagai macam transportasi, baik umum maupun pribadi, dipercaya oleh pemudik sebagai sarana untuk bisa mencapai kampung halaman tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

 Tidak menutup kemungkinan, banyak sekali kecelakaan bermotor yang terjadi pada saat arus mudik berlangsung. Tentu saja segala rasa rindu, harapan ingin berkumpul, serta momen haru yang diimpikan bisa hilang begitu saja ketika kecelakaan menimpa saudara, kawan, bahkan diri kita sendiri.

 Selaku Direktur Rifat Drive Labs, Rifat Sungkar tak bosan-bosannya mengimbau para pemudik untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam melakukan perjalanan mudik. Ia mengatakan, “Perjalanan yang baik selalu dilakukan dengan manajemen perjalanan yang baik. Maka dari itu, ada beberapa hal yang patut diperhatikan terkait keselamatan mengemudi jelang musim mudik Lebaran kali ini.”

 Beberapa hal yang dimaksud oleh Rifat adalah: para pemudik perlu memastikan perjalanan berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu ketat terkait jadwal libur. Kemudian, pemudik juga perlu memastikan bahwa dirinya dalam kondisi sehat, baik fisik maupun mental. Pemudik juga harus melengkapi dirinya dengan SIM dan STNK aktif demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sertakan pula dokumen lain seperti KTP dan asuransi pribadi maupun kendaraan (jika ada).

 Selanjutnya, pemudik perlu melakukan survei untuk mengetahui dan menentukan rute aman selama perjalanan (direkomendasikan untuk melakukan perjalanan pada pagi atau siang hari karena setiap fasilitas atau sarana darurat masih mudah diakses, seperti bengkel, rumah sakit, kantor polisi, rumah makan, dan lain-lain). Pemudik juga diimbau untuk menyimpan nomor-nomor penting seperti kerabat atau keluarga, polisi, rumah sakit, hingga bengkel darurat.

 Jika memungkinkan, ajak pula pengendara pengganti agar terhindar dari rasa lelah yang berlebihan. Idealnya, perjalanan dilakukan maksimal sepuluh jam dalam satu hari dan sudah termasuk masa istirahat selama perjalanan (setiap dua jam perjalanan, lakukan rehat selama 10 – 15 menit dan lakukan secara berkala setiap dua jam sepanjang perjalanan). Selain itu, asupan makanan atau minuman yang sehat dan proporsional perlu diperhatikan, terlebih jika masih melakukan ibadah puasa selama perjalanan.

 Rifat juga mengajak pemudik untuk selalu memastikan kendaraan dalam keadaan sehat dengan melakukan servis rutin, termasuk mengecek fungsi-fungsi yang ada pada setiap kendaraan seperti pelumas, rem, ban, lampu, dan lain-lain. Pemudik juga harus selalu taat terhadap rambu-rambu serta petunjuk jalan yang telah berlaku. Jangan lalai untuk selalu menjaga batas kecepatan dan jarak aman dengan kendaraan lain terkait manuver darurat dari pengendara lain yang mungkin saja terjadi. Alangkah baiknya jika sebelum melakukan perjalanan, pengendara mengenali dengan baik jenis transmisi kendaraan yang dipakai sehingga dapat dioperasikan secara optimal. Tak lupa agar pemudik juga belajar untuk bersikap sabar serta antisipatif dalam menyikapi dinamika perjalanan mulai dari cuaca hingga kemacetan lalu lintas.

 Setelah segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan baik, Rifat mengingatkan agar semua pemudik tak lupa untuk memanjatkan doa sebelum melakukan perjalanan agar semua rencana dapat dilancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. RED-MB