Denpasar, (Metrobali.com)

 

Dalam upaya meningkatkan pemahaman makna upakara bagi masyarakat terutama bagi wanita Hindu tentang filosofi dan  makna upakara banten sesuai  sastra, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan Membuat Banten “Ayaban Tumpeng Pitu”.

Kali ini kegiatan  dilaksanakan di Banjar Tainsiat Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Jumat 24/3). Acara ini dibuka secara resmi Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa.

Dalam kesempatan itu  Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa mengatakan, pelatihan banten ini bukan untuk menggurui masyarakat tentang cara membuat banten. Namun kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terutama wanita Hindu terkait makna dan filosofi dari Banten.

Tidak hanya itu kegiatan juga untuk berbagi ilmu tentang cara mejejaitan dan metanding sesuai dengan sastra agama Hindu. “Kami mengetahui ibu-ibu semua pasti sudah sering dan biasa dalam membuat banten namun dengan kegiatan ini kita bisa sharing dan berbagi ilmu,,” ucap  Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa.

 

Dalam pelatihan ini akan dijelaskan makna dan filosofi Banten sesuai sastra agama  oleh narasumber dari WHDI Kota Denpasar. Melalui pelatihan banten ini  Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa berharap  ibu ibu bisa mandiri membuat banten minimal untuk diri sendiri maupun keluarga. Sehingga nanti kedepan bisa sendiri mempersiapkan banten. Mengingat wanita  Hindu di Bali tidak terlepas  diri ritual  upacara. Bahkan dengan bisa membuat banten juga bisa membantu perekonomian keluarga.

Salah Satu Narasumber Ni Wayan Sukerti mengatakan, pelatihan banten ini adalah untuk memberikan pemahamam tentang banten sesuai dengan sastra dan mencegah mencegah istilah ” _nak mula keto”._

Menurutnya jika pemahaman tentang banten tidak diberikan maka Agama Hindu tidak akan berkembang. Untuk itu dalam pelatihan ini akan di jelaskan makna dari setiap banten, cara mejejaitan dan metanding yang benar.

 

Sumber : Humas Dps