Denpasar (Metrobali.com) –

 

Dalam rangka memperkuat komitmen bersama antara Lapas Kelas IIA Kerobokan Denpasar dalam mengurangi sampah plastik dan pemanfaatan sampah plastik yang mendukung kelestarian lingkungan. Maka dilakukanlah perjanjian kerjasama antara organisasi pegiat lingkungan Berani Jaga Bumi Foundation dengan pihak lapas.

“Perjanjian kerjasama dengan beberapa organisasi dan pegiat lingkungan hidup ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, terutama untuk para warga binaan pemasyarakatan (WBP) agar bisa memiliki suatu keterampilan yang menjadi bekal hidup diluar sana nantinya,” kata Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali, Suprapto di Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan Denpasar, Kamis (3/2/2022).

Menurutnya, Disamping melakukan pembinaan terhadap perubahan perilaku, pemerintah berharap agar para warga binaan nantinya memiliki kesempatan untuk memperoleh penghidupan dan penghasilan yang layak selepas menjalani masa binaan.

“Kami memberikan apresiasi terhadap upaya-upaya dari organisasi pegiat lingkungan Berani Jaga Bumi Foundation yang telah memberikan dukungan dalam menjaga ekosistem lingkungan hidup warga binaan dalam memerangi penggunaan sampah plastik, hal ini juga menjadi tagline kami ‘Lapasku Cantik Tanpa Plastik’,” kata Lili, Kalapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan Denpasar.

Penandatanganan kerjasama tersebut yang dilaksanakan dengan prokes yang ketat tersebut juga dilakukan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan dengan beberapa organisasi seperti Berani Jaga Bumi Foundation, Persatuan Advokat Wanita Indonesia (PAWIN), Yayasan Gerakan Bisa dan Universitas PGRI Mahadewa yang juga turut melakukan perjanjian kerjasama terkait pengembangan keterampilan.

“Berani Jaga Bumi Foundation telah melakukan kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan sampah plastik beberapa bulan sebelumnya dan juga meletakkan Dropbox yaitu tempat pemilahan sampah plastik yang nantinya bisa dikemas menjadi barang-barang kerajinan yang cukup bernilai harganya bahkan bisa dijadikan sebagai material produk fashion,” tutur Yudhy Ervin Tiara, Founder Berani Jaga Bumi Foundation didampingi oleh Lenny Hartono, seorang desainer busana daur ulang.

Sebagai pusat pariwisata, Pulau Bali memberikan kontribusi yang signifikan terhadap jumlah produksi sampah. Bali menghasilkan sampah mencapai 4.281 ton/hari atau 1,5 juta ton tiap tahun. Dari jumlah tersebut, lebih banyak sampah yang tidak dikelola (52 persen), daripada yang dikelola (48 persen) yang dihasilkan dari jumlah penduduk Bali sekitar 4,2 juta, turis asing sebanyak sebanyak 6,4 juta per tahun dan turis domestik lebih dari 10 juta.

“Seharusnya, para pemangku kepentingan terlibat bersama mengelola sampah kemasan untuk mewujudkan circular economy. Circular economy merupakan sistem yang mempertahankan nilai material agar dapat digunakan berulang-ulang sampah. Saat ini, Indonesia tengah menuju sistem circular economy dalam pengelolaan sampah,” pungkas Yudhy. (hd)