Denpasar (Metrobali.com) –

Sebanyak 60 peserta ambil bagian dalam pelatihan menjadi developer yang tangguh. Kegiatan tersebut diselenggarakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP RealEstat Indonesia (REI), Senin (3/7/2023). Ketua Badan Diklat DPP REI, M.R. Priyanto dengan didampingi Wakil Ketua Umum dan juga Koordinator Bidang Tata Ruang Wahyu Sulistio mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 membuat banyak developer di Indonesia berguguran.

Kondisi itu diakibatkan lesunya pemasaran dan pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan batas atas rumah subsidi. Selain itu, pengembang perumahan juga dihadapkan dengan problematikan perizinan.

“Perizinan untuk proses bisnis perumahan ini banyak kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah yang perlu diantisipasi oleh para pengembang,” katanya kepada wartawan di Sekretariat DPD REI Bali, Senin (3/7/2023).

Ia berharap, diklat kali ini bisa meningkatkan kinerja dan kemampuan developer di Bali. Diklat ini juga diharapkan mampu mengeliminir kegagalan developer dalam berkarya dan berusaha.

“Oleh sebab itu, DPD REI Bali ini sangat bagus mengumpulkan para anggotanya untuk bisa ditingkatkan melalui diklat ini, dimana diklat ini diberikan oleh para pelaku bisnis,” ujarnya.

“Teman-teman yang memberikan ini adalah senior-senior dari REI, mereka adalah pelaku bisnis yang sudah merasakan jatuh bangunnya usaha mereka,” lanjutnya.

Dijelaskan, diklat kali ini mengetengahkan tiga materi utama yakni 3P. yakni, Pengembangan sumber daya manusia, Pemahaman soal perizinan, dan Promosi.

“Ini hanya tiga yang bisa kita berikan, mungkin nanti pada lain waktu bisa dilakukan lagi untuk meningkatkan lagi materi-materi berikutnya kepada anggota,” sebutnya.

“Untuk diklat ini adalah merupakan tugas dari DPP REI yaitu untuk meningkatkan profesionalisme para anggota, itu yang utama. Anggota REI untuk nasional adalah 6.800an anggota,” imbuh Priyanto yang juga menjabat sebagai Koordinator Regional II Wilayah Jawa dan Kalimantan tersebut.

Sekretaris DPD REI Bali, Gede Semadi Putra berharap, diklat ini mampu memperbaharui ilmu developer di Pulau Seribu Pura. Langkah itu diyakini mampu meningkatkan ketangguhan pengembang perumahan dalam menghadapi berbagai tantangan. “Jadi di hari ini, diklatnya adalah tentang sumber daya manusia, perizinan dan pemasaran. Ini sejalan dengan masalah di Bali, yakni pemasaran, dan pembiayaan,” sebutnya.

Gede Semadi Putra menyampaikan, kendala pemasaran dan pembiayaan menjadi kendala terbesar pengembang di Bali saat pandemi. Ia tidak memungkiri, perbankan melakukan penolakan terhadap pengajuan dari calon konsumen.

“Mereka pekerja pariwisata yang bisa dikatakan, bank penyalur KPR auto reject. Pegawai hotel ‘auto reject’, pegawai travel auto reject, meskipun sekarang sih sudah mulai dibuka, tetapi permasalahannya yang sekarang adalah calon debitur terlanjur punya pinjaman online, atau pinjaman selama masa pandemi, jadi kuenya tambah sedikit, karena potensi calon debitur ini lolos semakin kecil,” pungkasnya. (hd)