Jembrana,  (Metrobali.com)
Serangkaian peringatan Hari Museum Nasional tahun 2020, Pemkab Jembrana menggelar pengenalan museum dikalangan pelajar.
Kegiatan menyasar sekolah menengah pertama (SMP) di 5 kecamatan di Jembrana.
Kegiatan dimulai dari tanggal 19 Oktober sampai 23 Oktober 2020. Acara museum masuk sekolah dengan mengusung tema Museum Dihatiku dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jembrana.
Kepala Seksi Sejarah Purbakala dan Museum Jembrana I Putu Yudi Ary Tendra mengatakan sosialisasi mengenalkan berbagai pengelolaan kekayaan budaya, pelestarian peninggalan sejarah purbakala dan museum kepada generasi muda.
“Kita sasar anak sekolah karena mereka perlu dikenalkan sejak dini tentang museum” ujarnya, Minggu (25/10).
Dalam sosialisasi itu pihakya tidak saja mengenalkan berbagai koleksi, tapi juga kekayaan budaya yang dimiliki. Khususnya  keberadaan lokasi museum Purbakala di Kelurahan Gilimanuk. “Jadi semua peninggalan yang tersimpan di kawasan Museum Amanusia Purba di Gilimanuk, kita kenalkan,” paparnya.
Melalui sosialisasi ini pihaknya berharap kedepannya nanti generasi muda tetap mempunyai rasa cinta dan bangga terhadap daerahnya. Bahwa Jembrana itu kaya akan budaya. Salah satunya menyimpan sejarah peninggalan manusia purba serta peradabannya, baik yang sudah dipamerkan maupun yang belum dilakukan penggalian.
Dijelaskan Ary Tendra, perwakilan sekolah yang ditunjuk sebagai peserta sosialisasi museum masuk sekolah kali ini terdiri dari SMPN 1 Pekutatan, SMPN 2 Mendoyo, SMPN 1 Negara, SMPN 2 Negara dan SMPN 4 Melaya. Pelaksanaan sosialisasi terap mengedepankan protokol kesehatan digelar dengan jumlah peserta terbatas. Diikuti  25 orang siswa/siswi yang rumahnya dekat sekolah serta  hadir pula  5 guru pendamping untuk setiap sekolah.
” Kita laksanakan sosialisasi tetap mengikuti standar protokol kesehatan penangannan covid-19. masing-masing sekolah dimulai pada pukul 09.00 wita dan berakhir pukul 12.00 wita” terangnya.
Ia menambahkan kegiatan diikuti dengan antusias  para siswa/siswi dan guru pendamping. Terlihat  banyaknya interaksi tanya jawab antara siswa/siswi dengan tim narasumber .
” Ini awal yang baik untuk mengenalkan potensi  museum gilimanuk sekaligus bukti kerinduan mereka dengan system belajar mengajar secara langsung. Bahkan  Seluruh kepala sekolah dan guru juga menyampaikan bahwa setiap akhir tahun ajaran berharap dapat mengajak siswa/siswi berkunjung langsung ke museum manusia purba Gilimanuk,” tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Parbud) Kabupaten Jembrana Nengah Alit berharap melalui pengenalan museum kesekolah ini dapat  mengitngatkan  kepada generasi muda bahwa Jembrana memiliki museum .
” Kita juga rencanakan, jika situasi memungkinkan, pihak sekolah tetap menjadwalkan untuk kunjungan langsung ke museum,” pungkasnya. (Humas Pemkab Jembrana)