Tingkat Kesadaran Bayar Pajak Belum Maksimal
Bangli (Metrobali.com)-
Secara umum tingkat kesadaran masyarakat Bangli untuk membayar pajak masih rendah. Sektor yang paling menonjol terjadi di pajak hotel dan restoran. Masih sering pembayar pajak mengelak kewajibannya. “Tingkat kesadaran masyarakat untuk membayar pajak itu memang belum maksimal,” ujar Kadispenda Bangli, Ketut Riang, saat dikonfirmasi Minggu (30/6).
Menurut Riang, belum maksimalnya tingkat kesadaran itu merupakan kendala tersendiri bagi petugas Disepnda. Banyak kendala ditemukan dalam mengejar berbagai target yang sudah ditetapkan pemerintah. Terlebih beragam permainan masih kerap ditemuai. Paling menonjol itu di sektor PHR.
“Masih kerap sekali menghelak. Membayar dan mencatat masih sering memainkan kewajibannya. Meski kita sudah pro aktif dilapangan,” tegas Riang.
Kedepannya dengan situasi seperti itu, kalau ditingkrongi satu persatu itu tidak memungkinkan. Langkah yang bisa dilakukan yakni menempatkan seorang staf, guna mengecek langsung di obyek wisata setempat. Nanti hasil ini bisa dijadikan patokan untuk diambil rata-rata berapa besar sebenarnya pajak yang harus disetor itu.
Contoh, wisatawan ada 10, dalam laporannya hanya dikaporkan 6 orang. 4 Orang sisanya ini telah raib. Diduga data awal yang dipermaikan terkait tingkat kunjungan wisatawan itu. “Tingkat kejujuran dalam pelaporan masih dipertanyakan. Tidak melaporkan sesuai data jumlah kunjungan yang asli,” terangnya.
Disatu sisi pihkanya mengakui tidak ada kewenangan dalam melakukan audit. Sejuah ini baru sebatas proses penyadarannya. “Kalau bisa itu on line sangat bagus. Potensi pajak disektor PHR sangat tinggi jumlahnya pemasukannya meningkat dari sektor PAD ini,” jelasnya. Padahal sesungguhnya, kalau wisatawan dalam berbelanja sudah menyelipkan titipan hitungan 10 persen dari harga yang dia nikmati atau makan.
Contoh beli makan harga Rp 100 ribu. Selanjutnya pemilik restoran atau hotel pasti melebihi hitunan 10 persen untuk pajak. Kalau ditotal jadi Rp 110 ribu. Rp 10 ribu untuk pajak yang memang dititip wisatawan bersangkutan. Nah, dengan berbagai strategi dan burgening lain pemilik ini yang memainkan. Padahal itu sipatnya hanya titipan dari orang yang menikmati makan direstorannya. “Ini yang masih kerap dipermainkan,” keluh Riang. Namun untuk sektor lainnya, mulai dari pemilik tower untuk tahun ini bakal kena retribusi.WAN-MB
Tinggalkan Balasan