11889691_942096179184947_8278719148940132641_n

Karangasem, (Metrobali.com) –

Kapolres Karangasem, Dandim Karangasem serta perwakilan Kajari Amlapura menegaskan dan menjamin  netral dan menindak tegas siapapun yang mengganggu pilkada Karangasem, tanpa pandang bulu. Kapolres bahkan terang-terangan meminta masyarakat tunjuk hidung bila ada polisi memihak kandidat, dan dipastikan akan dihukum bila cukup bukti. Pejabat penting penegak hukum Karangasem itu menyatakan hal itu saat menyambangi Sekretariat Tim Pemenangan paket ”SMS” (Sudirta-Made Sumiati), Kamis(20/8), dalam dialog yang santai tapi sangat berisi. Kapolres AKBP Gede Adi Mulyawarman, SIK serta beberapa Kapolsek, Dandim Karangasem Letkol Arm Erdi Eka Widjayanto serta beberapa Danramil, Kajari diwakili Kasi Intel Ari, sementara dari pihak Tim Pemenangan SMS hadir Ketua Tim Wayan Sutena, SH, Sekretaris Tim Wayan Sumatra, Bendahara Putu Wirata Dwikora, Ketua DPC PDIP Karangasem Gede Dana, Wakil Ketua DPD PDIP Provinsi Bali Komang Oka Antara dan Gung Triana Tira, pasangan Sudirta-Sumiati, serta ketua-ketua PAC PDIP Kecamatan se-Karangasem, Relawan, dan sejumlah kader militan PDIP.

                ”Saya jamin, kalau ada anggota kami tidak netral di lapangan, kalau ada yang melakukan pelanggaran, asal bisa tunjuk hidungnya, laporkan dan langsung saya proses. Kami ingin pilkada Karangasem berlangsung damai, sesuai asas pilkada, langsung, umum, bebas, rahasia. Saya tidak hanya bicara, tetapi sudah memberikan bukti. Ketika ada laporan penganiayaan relawan di Desa Tiingtali, saya perintahkan proses. Setelah ketemu pelakunya, langsung ditahan, tanpa pernah diminta dan ditekan dari pihak manapun. Kami profesional, tegakkan hukum, agar pilkada Karangasem memberi pemimpin yang terbaik untuk rakyat,” ujar Kapolres Karangasem, menguraikan ilustrasi tentang penindakan terhadap pelaku penganiayaan Relawan Sudirta beberapa waktu lalu.

                Putu Wirata Dwikora, yang juga Ketua Bali Corruption Watch, Komang Oka Antara, Gung Triana Tira, Wayan Sumatra, semuanya mengapresiasi langkah tegas Kapolres. ”Kami harapkan netralitas ini dipertahankan terus, syukur-syukur Karangasem bisa menjadi contoh pilkada damai, tanpa ada kekerasan, tanpa teror, tanpa pencurian spanduk dan baliho. Juga tanpa politik uang yang sangat buruk untuk pencerdasan masyarakat. Bukan hanya kita ingin Karangasem punya bupati yang terbaik, tetapi prosesnya harus baik dan diatas koridor hukum yang adil,” kata Putu Wirata.

                Komang Oka Antara dan Wayan Sumatra mengingatkan, jangan sampai terulang kejadian dalam Pilgub yang lalu,  dimana oknum aparat mengintimidasi orang yang akan bersaksi di Mahkmah Konstitusi. ”Ada oknum menelpon saksi agar mundur dan batal memberikan kesaksian di MK, disertai intimidasi. Ini membuat warga trauma. Kami harap, ini jangan terulang. Mohon agar Kapolres agar menginstruksikan Kapolsek-Kapolsek untuk menjaga netralitas, menjaga keamanan, dan menindak tegas siapapun yang mengacau dan memprovokasi kekacauan dalam Pilkada 2015 ini,” katanya.

                Menjawab aspirasi tersebut, Kapolres berkali-kali menyatakan jaminannya,”Saya sudah memberi bukti bahwa Polisi netral. Kami bersama 400-an Kapolres dan 32 Kapolda se-Indonesia sudah mendapat arahan Presiden, harus netral. Kami sendiri sudah memberi bukti, kami tindak tegas pelaku penganiayaan Relawan Sudirta secara profesional, sesuai peraturan hukum yang berlaku. Jangan lagi ada trauma karena pilkada. Kami jamin,” ujar Kapolres berulang-ulang.

                Penegasan senada disampaikan Dandim maupun perwakilan Kajari Amlapura, yang memastikan bahwa sebagai aparat penegak hukum, mereka akan bertindak tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum pilkada. PW-MB