Tim BIPPLH Tinjau Proyek Waduk Sidan, Pastikan Lingkungan Terjaga, Dukung Penyediaan Air untuk Ketahanan Pangan Bali
Foto: Tim dari Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali ikut meninjau lokasi proyek Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku Sarbagita dari Waduk Sidan, Senin (7/12/2020).
Badung (Metrobali.com)-
Komitmen dan aksi nyata Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali patut diacungi jempol dalam mengawal proyek-proyek pembangunan di Bali guna memastikan tidak merusak lingkungan atau paling tidak seminimal mungkin terjadi kerusakan lingkungan.
Kali ini komitmen tersebut ditunjukkan juga saat tim dari BIPPLH Bali pada Senin (7/12/2020) turun langsung ikut melaksanakan kunjungan lokasi kegiatan Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku Sarbagita dari Waduk Sidan di Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, Badung.
Dalam kesempatan ini dari tim BIPPLH Bali hadir Ketua Divisi Riset dan Teknologi Dr. Nyoman Sedana bersama Ketua Divisi Alih Fungsi Lahan dan Sumber Daya Ida Bagus Gede Ari Widiana S.E.
Turut hadir dalam kesempatan ini sejumlah pimpinan/perwakilan instansi dari Pemerintah Provinsi Bali seperti dari Bappeda Provinsi Bali, Dinas PUPRKIM Provinsi Bali, Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali dan instansi terkait lainnya. Hadir pula pimpinan/perwakilan sejumlah instansi terkait dari Pemerintah Kabupaten Badung dan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Untuk diketahui Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku Sarbagita dari Waduk Sidan ini sebagai upaya nyata untuk memenuhi kebutuhan air baik dari segi kuantitas dan kualitas terutama bagi masyarakat di kawasan Sarbagita yakni Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan.
Dari hasil kunjungan lokasi, Ketua Divisi Riset dan Teknologi Dr. Nyoman Sedana menjelaskan dari kondisi di lapangan proyek ini sudah berjalan hampir 14 bulan. Proyek ini secara keseluruhan bagian keseriusan pemerintah dalam menjawab persoalan stabilitas pangan dengan penyediaan sumber air.
Bagi BIPPLH, bicara stabilitas pangan yang terpenting juga harus dipenuhi adalah waduk. “Bagaimana mengelola pertanian kalau airnya terbatas?” tanya Sedana.
Karenanya, subak akan mampu dijadikan garda terdepan ketahanan pangan kalau suplai airnya mampu dipenuhi oleh pemerintah.
“Sehingga pemerintah dengan motonya membuka lahan pertanian seluas-luasnya, waduk inilah jawabannya. Waduk ini akan memberikan kepastian ketersediaan air bagi pertanian di kawasan Sarbagita,” ungkap Sedana.
Namun BIPPLH berharap pembangunan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku Sarbagita dari Waduk Sidan harus tetep memperhatikan aspek pelestarian lingkungan. “Efek sosial ekonomi akan muncul dari proyek ini tapi jangan pernah melupakan sisi lingkungan yang harus tetap terjaga,” katanya.
BIPPLH mencontohkan, di saat ada penebangan pohon di lokasi waduk maka semestinya harus ada pohon lain yang ditanam kembali di lokasi lain di sekitar waduk. Tujuannya bagaimana menangani dampak lingkungan, mengantisipasi tingkat kerawanan tanah longsor dan lainnya.
“Jadi waduk ini memberikan dampak sosial ekonomi tapi juga menjaga lingkungan. Ini proyek luar biasa yang harus kita kawal bersama sebab memberikan banyak manfaat bagi masyarakat,” ujar Sedana yang juga dosen ilmu di Undiknas Denpasar ini.
Sementara itu Ketua Divisi Alih Fungsi Lahan dan Sumber Daya Ida Bagus Gede Ari Widiana S.E., menambahkan proyek ini juga nantinya akan menggeliat pertanian di kawasan Sarbagita dengan tersedianya air yang memadai. Dampak ikutannya di kawasan tersebut akan muncul potensi pariwisata khususnya pula agrowisata
“Jadi bisa jadi objek pariwisata baru, teras view. Ini bisa juga jadi seperti Segitiga Emas. Artinya orang mau ke Bedugul bisa ke Plaga dulu karena akan banyak objek wisata timbul dengan keberadaan waduk ini di samping pemandangan yang indah, akan ada banyak lahan pertanian. Jadi pariwisata berbasis pertanian akan banyak muncul karena jalur airnya sudah ada,” papar Widiana.
Dihubungi terpisah Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali Komang Gede Subudi S.H., mengaku telah mendapatkan laporan dari timnya terkait kunjungan lokasi di proyek pembangunan Waduk Sidan ini.
“Adanya proyek waduk ini tentu akan memberikan dampak yang sangat luas bagi Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan karena ada penampungan air yang cukup besar dan memadai,” kata Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Bali Bidang Lingkungan Hidup ini.
“Dengan adanya air kesuburan akan terjaga dan jelas lahan-lahan tidur, semak-semak belukar akan jadi persawahan yang potensial. Jadi ketahanan pangan pasti akan terjaga,” imbuh Subudi yang juga penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali.
Sebagai aktivis lingkungan, BIPPLH akan mengawal serius Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku Sarbagita dari Waduk Sidan dari sisi lingkungan maupun agraria dan tata ruang (ATR).
“Kami akan kawal dan awasi proyek ini. Jangan sampai ada alih fungsi lahan yang merusak lingkungan dan justru tidak sesuai dengan visi pembangunan Pak Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan juga mewujudkan pertanian unggul di Bali,” tegas Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata. (dan)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.