Jembrana (Metrobali.com)

 

Pembangunan senderan di wilayah Gilimanuk menyisakan pertanyaan dari warga Lingkungan Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Pasalnya tiga rumah warga disisi barat utara belum tersentuh pembangunan senderan.

Posisi senderan sekitar 50 hingga 60 meter ini tidak menyambung dengan senderan yang sudah terbangun di areal gardu kabel bawah laut PLN Jawa-Bali.

Kondisi ini membuat warga yang tinggal berdekatan dengan gardu was-was. Sementara di sepanjang permukiman pantai Jineng Agung pembangunan senderan sekitar lebih satu kilometer sampai di setra atau kuburan di Gilimanuk telah rampung.

Dari informasinya, di titik yang belum dibangun itu sebenarnya susah termasuk pembangunan senderan dari batu amor itu. Namun menjelang akhir pengerjaan di bulan Desember ini, belum juga dibangun.

Jika tidak dibangun dikhawatirkan air laut saat pasang akan masuk ke rumah warga, khususnya tiga rumah warga tersebut.

Kepala Lingkungan Jineng Agung, Gede Yasa membenarkan adanya pertanyaan warga terkait pembangunan senderan yang belum tersambung itu. Saat sosialisasi panjang senderan menyambung atau mencakup tiga rumah itu.

Namun belakangan pembanguan tidak dilanjutkan karena dari informasi di sekitar lokasi dekat gardu itu ada saluran kabel bawah laut. “Kalau tidak dilanjutkan ya sama saja. Saat pasang air laut akan tetap masuk Ada tiga KK yang rumahnya tidak terlindungi” ujar Gede Yasa belum lama.

Ia mengaku sudah berkoordinasi kepada pelaksana. Namun informasinya karanya dialihkan ke Pantai Candikusuma yang pengerjaannya satu paket.

Menurutnya warga berharap ada solusi sehingga terlindungi dari ombak namun pembangunan senderan bisa mencakup seluruh pantai. Terlebih mereka berada di dekat gardu kabel bawah laut PLN. Sementara tiga rumah warga yang berada dekat gardu kabel bawah laut diantaranya, rumah I Nyoman Degeng, I Komang Arnaya dan Ni Wayan Murtini.

Sementara itu Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Jembrana, I Gede Sugianta saat dikonfirmasi mengatakan dari koordinasi ada sekitar 50 meter yang tidak dapat dicover lantaran ada saluran kabel listrik Jawa-Bali.

Sebenarnya dari Balai sudah bersurat sejak awal. Namun baru dibahas belum lama ini dan disimpulkan belum ada ijin untuk dibangun mengingat adanya jaringan kabel bawah laut.

Dari koordinasi sambungnya, sisa anggaran 50 meter itu dipindahkan untuk di Candikusuma. “Kalau kabel kena, dikhawatirkan berdampak pada kelistrikan Bali. Untuk sisanya itu dialihkan di Candikusuma. Tapi juga masih dikordinasikan bagaimana nanti pembangunannya” jelasnya. (Komang Tole)