Tiga Program Unggulan KONI Buleleng Hadapi PON 2024 dan Porprov Bali 2025
Buleleng, (Metrobali.com)-
Pematangan persiapan dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2025 oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Buleleng tidak main-main. Koni Buleleng telah merancang tiga program unggulan sejak tahun lalu yang terfokus pada kemampuan organisasi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dan digitalisasi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua KONI Buleleng, Ketut Wiratmaja, dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun radio di Buleleng, Jumat, (8/3).
Program-program tersebut telah direncanakan sejak tahun 2023 dan telah memberikan hasil yang memuaskan dalam persiapan menghadapi PON yang akan berlangsung dari tanggal 8 hingga 20 September 2024, dengan acara pembukaan di Aceh dan penutupan di Sumatera Utara.
Program utama pertama adalah peningkatan partisipasi atlet, wasit, dan pelatih dalam setiap event. Sebanyak 61 atlet, 2 wasit, dan 9 pelatih berhasil lolos ke PON, meningkat dari 23 atlet pada PON sebelumnya. Hal ini merupakan hasil dari upaya keras Pengurus Kabupaten (Pengkab) di Buleleng.
Selanjutnya, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia menjadi fokus berikutnya, dengan pelaksanaan klinik pelatihan dan fokus pada cabang olahraga potensial yang mungkin meraih banyak medali perorangan. KONI Buleleng juga telah mensertifikasi 2 pelatih untuk setiap dari 44 cabang olahraga yang dikelola oleh KONI Buleleng, yang telah memperoleh sertifikasi tingkat 1 nasional.
“Jumlah ini meningkat secara signifikan dibanding tahun sebelumnya. Dengan pelatihan dan sertifikasi yang diberikan, kami berharap dapat bersaing dengan lebih baik,” tegasnya.
Komitmen untuk transparansi dan akuntabilitas kepada publik diperkuat oleh Koni Buleleng melalui penyempurnaan website dan basis data atlet, pelatih, dan wasit, serta menyediakan informasi yang terkini dan relevan dengan bantuan tim Humas KONI Buleleng.
KONI Buleleng menegaskan bahwa seleksi atlet didasarkan pada prestasi, dengan menekankan bahwa setiap partisipasi atlet harus menghasilkan prestasi yang membanggakan, tanpa uji coba, dengan target utama meraih medali.
Di akhir, KONI Buleleng mempertegas komitmennya untuk terus meningkatkan pembinaan olahraga secara berkelanjutan dengan moto “Buleleng Bisa Juara”. KONI Buleleng meyakini bahwa penerapan sistem reward dan punishment akan memacu semangat dan prestasi atlet.
“Dengan seleksi atlet yang ketat dan berbasis prestasi, kami yakin dapat membentuk tim yang kompetitif, sebagaimana dibuktikan dengan 98% cabang olahraga meraih medali dalam Porprov sebelumnya,” tutupnya. GS