Keterangan foto: Kasus gigitan anjing rabies kembali terjadi. Kali ini tiga warga Desa Tuwed, Kecamatan Melaya menjadi korban/MB

Jembrana (Metrobali.com) –

Kasus gigitan anjing rabies kembali terjadi. Kali ini tiga warga Desa Tuwed, Kecamatan Melaya menjadi korban.

Sementara hingga kini satu dari lima orang warga Kecamatan Negara yang tergigit anjing rabies belum ditemukan. Petugas dari Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana dan aparat Desa Banyubiru sempat melakukan pencarian namun hasilnya nihil.

Kadis Kesehatan Jembrana Putu Suasta mengatakan kasus gigitan anjing positif rabies terjadi di Banjar Puseh Desa Tuwed pada hari Minggu (19/5).

Menurutnya ada tiga orang yang digigit anjing positif rabies Ni Nyoman Dendi (73), Made Santika (12) dan Desak Ketut Aryani (48). Ketiganya digigit anjing peliharaan Kade Mastra yang juga warga setempat.

Suasta mengatakan Korban Ni Nyoman Dendi tergigit pada telapak kaki kiri dan Dewa Made Santika tergigit pada tangan kiri. Keduanya hingga mengalami luka. Sedangkan korban Desak Ketut Aryani tergigit pada jari tangan kanan.

Ni Nyoman Dendi dan Dewa Made Santika lanjutnya, keesokan harinya langsung ke Pukesmas Melaya sehingga petugas langsung memberikan vaksin anti rabies.

“Anjingnya diketahui mati pada Jumat (25/5) dan oleh petugas Keswan Kemavet kemudian diambil sampel otak anjing. Hari Sabtu uji sampel oleh BBVet Denpasar dinyatakan sampel anjing di Desa Tuwed positif rabies” jelasnya.

Dari informasi itu pihaknya baru mengetahui bahwa ada satu warga yakni Desak Ketut Aryani yang juga digigit anjing belum mendapatkan VAR karena hanya mengalami lecet.

“Kami langsung mendagangi korban Desak Ketut Aryani. Dia kami berikan VAR. Kami juga memberikan penjelasan akan bahaya rabies meskipun hanya luka lecet” tandas Suasta.

Selanjutnya ia menghimbau masyarakat untuk tidak menggangpangkan kasus gigitan anjing. Jika tergigit anjing segera cuci dengan sabun pada air mengalir selama 15 menit. Setelah itu segera datang ke pukesmas terdekat agar diberikan VAR oleh petugas.

Hal tersebut sambung Suasta wajib dilakukan sebagai antisipasi jika anjing yang menggigit positif rabies.

“Yang membahayakan bukan lukanya tapi virus rabiesnya. Jadi wajib datang ke puskesmas atau ke rumah sakit” ujarnya.

Suasta mencontohkan luka karena tertusuk lidi arau paku. Lukanya memang kecil dan mudah tertutup. Namun karena tertutup tidak ada oksigen itulah kuman tetanus bisa hidup dan berkembang biak dengan cepat.

“Jadi yang berbahaya bukan lukanya, tapi kuman tetanusnya. Jadi jangan sepelekan luka sekecil apapun” pungkasnya.

Pewarta: Komang Tole
Editor: Hana Sutiawati