Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer (tengah) menggelar mensosialisasikan kemudahan perizinan berusaha dan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Diseminasi Pemanfaatan Data Perizinan Berusaha Berbasis Risiko di Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli pada Sabtu 16 September 2023.

Bangli (Metrobali.com)-

Kendala modal uang sering dikeluhkan dijadikan alasan sebagain besar orang untuk tidak berani melangkah memulai usaha atau menjalankan bisnis sebagai wirausaha atau pengusaha. Namun sebenarnya masih ada modal lain yang bisa diandalkan untuk memulai usaha tidak hanya sebatas modal finansial.

Pemahaman itu pula yang ditekankan Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menggelar Focus Group Discussion (FGD) Diseminasi Pemanfaatan Data Perizinan Berusaha Berbasis Risiko di Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli pada Sabtu 16 September 2023. Dalam kesempatan ini turut hadir Arnanto Nurprabowo selaku Staf Khusus Bidang Hubungan Komunikasi Kelembagaan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa Gde Sumarjaya Linggih merupakan mantan Ketua Umum HIPMI Bali, mantan Ketua Kadin Bali serta merupakan seorang pengusaha sukses, sebelum akhirnya menjadi anggota dewan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Sementara dalam FGD tersebut Demer memberikan kiat-kiat kepada para peserta, salah satunya mengenai permodalan. Demer menerangkan bahwa modal itu tidak hanya sebatas finansial, tatapi juga modal intelektual, modal sosial dan modal spiritual, seperti jujur, disiplin, berkarakter, dan mempunyai integritas.

“Modal bisa menjadi modal intelektual, seperti Nadiem Makarim misalnya itu puluhan triliun kekayaannya karena mempunyai modal intelektual. Ada modal sosial, sekarang ini karena dia main digital itu seperti Raffi Ahmad, Hatta Halilintar, Deddy Corbuzier,” kata Demer.

Ditambahkan ada juga yang mempunyai modal sosial yang kuat sehingga akhirnya dia bisa menghasilkan uang melalui endorsement daripada produk-produk atau barang atau jasa yang dimiliki oleh dunia usaha sehingga menyebabkan dia juga menjadi sekarang ini bukan kaya, bahkan menjadi kaya raya.

“Kemudian saya juga menyampaikan selain modal intelektual dan modal sosial, ya tentu modal uang. Tapi tidak kalah penting juga modal spiritual seperti jujur, disiplin, berkarakter, mempunyai integritas, itu akan banyak diajak kerja sama oleh orang, oleh pengusaha,” ujar wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini.

Di sisi lain Demer menegaskan bahwa FGD tersebut sengaja digelar di Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali untuk lebih mendekatkan lagi pemerintah pusat terhadap daerah, utamanya daerah-daerah yang kurang beruntung di Bali dan salah satunya adalah daerah Bangli.

Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini mengatakan lebih lanjut dalam FGD kali ini pihaknya membawa serta perwakilan dari Bidang Hubungan Komunikasi Kelembagaan Kementerian Investasi/BKPM untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana berusaha.

FGD ini juga diikuti oleh kalangan pengusaha dari HIPMI Bali dan tentunya para mahasiswa Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali yang tidak lama lagi akan terjun ke dunia kerja. Demer kemudian mengatakan ia memberikan pengetahuannya tentang bagaimana berusaha, mengingat dirinya juga berasal dari dunia usaha.

Kemudian Demer juga meminta kepada mahasiswa Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali untuk magang di perusahaan-perusahaan yang sudah mapan atau perusahaan-perusahaan yang sudah jadi.

“Selain magang tentu sekali-sekali datang ke seminar-seminar untuk mendapat mentoring dari yang sudah berpengalaman memberikan pengalamannya dalam sejam, dua jam yang dia rangkum mungkin seumur hidup tapi dia rangkum dalam sejam 2 jam. Itu harapan saya ke peserta yang hadir sekarang ini baik itu UMKM maupun HIPMI yang hadir dan juga mahasiswa-mahasiswi yang hadir pada hari ini,” pesan Demer.

Demer berharap Kabupaten Bangli nantinya bisa menelurkan banyak pelaku-pelaku baru dalam dunia usaha. “Yang kita tahu dunia usaha ini mempunyai daya tahan yang cukup kuat dalam segala krisis, baik itu krisis dalam negeri maupun krisis dunia,” pungkas politisi Golkar asal Desa Tajun Kabupaten Buleleng ini.

Sementara itu Arnanto Nurprabowo selaku Staf Khusus Bidang Hubungan Komunikasi Kelembagaan Kementerian Investasi/BKPM mengungkapkan harapannya agar mahasiswa di Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali bisa magang di Kementerian Investasi/BKPM terutama terkait dengan layanan investasi yang berbasiskan teknologi. Ia juga berharap para mahasiswa bisa mengakses bantuan-bantuan seperti beasiswa, tidak hanya dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP, tetapi juga dari program-program CSR para investor.

“Itu beberapa universitas yang sudah melakukan kerja sama sudah mendapatkan bagian dan merasakan baik itu untuk bantuan kepada institutnya, universitasnya, maupun kepada masyarakat. Salah satu contoh kemarin report keliling ke universitas-universitas yang besar. Tapi kan kalau sudah ada kerja sama, ini bisa menjadi bagian dari jadwal kami yang bisa dimaksudkan ke dalam bantuan itu. Tapi tentunya karena ini tampilnya Pak Gde Sumarjaya Linggih kita menunggu petunjuk dan arahan dari Pak Gde Sumarjaya Linggih, kira kira seperti itu,” paparnya.

Arnanto Nurprabowo mengatakan lebih lanjut, setidaknya generasi muda Bali sudah bisa mempersiapkan diri menjadi enterpreneur dunia maya atau enterprener online yang lebih maju, mengingat Bali adalah destinasi wisata dunia.

 

Rektor ITP Markandeya Bali, I Wayan Numertayasa, S.Pd., M.Pd, mengapresiasi kegiatan FGD yang digelar Demer di kampus ITP Markandeya Bali. “Kami dari kampus itu sangat menyambut baik kegiatan FGD yang dilakukan hari ini. Karena apa? Kami di mahasiswa sebenarnya memiliki kurikulum yang salah satunya adalah tentang kewirausahaan,” ungkapnya.

Sementara terkait dengan potensi, khususnya mahasiswa yang ada di ITP Markandeya Bali I Wayan Numertayasa mengatakan pihaknya sebenarnya memiliki satu prodi, yaitu sistem informasi terkait dengan bagaimana membuat digitalisasi atau di era digitalisasi seperti ini yang kaitannya dengan dunia usaha. Ia menilai saat ini anak-anak muda, terutama mahasiswa, memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan startup berbasis digitalisasi sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya menjadi seorang pekerja, tetapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan.

“Saat ini saya kira peluangnya cukup besar untuk anak-anak muda terutama mahasiswa untuk mengembangkan startup yang berbasis digitalisasi sehingga ke depan mahasiswa tidak hanya menjadi seorang pekerja, tetapi ketika tamat nanti akan bisa menjadi orang-orang yang bisa membuka lapangan pekerjaan melalui digitalisasi di bidang wirausaha,” ungkapnya.

Sekali lagi Numertayasa berharap kedepan anak-anak muda bisa membuka mindset mereka bahwa sekarang tamat di perguruan tinggi tidak hanya bisa mencari pekerjaan, tetapi juga bisa membuka peluang pekerjaan dengan menjadi pengusaha-pengusaha muda dan selalu mengikuti perkembangan teknologi.

“Harapan kami ke depan khususnya untuk anak-anak muda, mahasiswa, bisa membuka mindset bahwa sekarang tamat di perguruan tinggi tidak hanya bisa mencari pekerjaan, tetapi bisa membuka peluang pekerjaan dengan menjadi pengusaha-pengusaha muda, kemudian juga mengikuti perkembangan yang ada seperti perkembangan teknologi sehingga kita bisa menciptakan anak-anak muda, khususnya mahasiswa bisa menciptakan ide-ide dalam hal wirausaha yang berbasis teknologi,” pungkasnya. (wid)