Gede Wirata Gede Wirata


Kuta (Metrobali.com)-

Rupanya saat ini pariwisata Bali disadari atau tidak telah “dicuri” secara perlahan tapi pasti oleh daerah tetangganya, yaitu provinsi NTB, yang terkenal juga akan keindahan tiga pulau yang ada diwilayahnya seperti Gili Meno, Gili Terawangan, dan Gili Air. “Saat ini pariwisata Bli telah dicuri oleh Gili Trawangan”, ujar Gede Wirata, salah seorang pelaku pariwisata yang juga pemilik beberapa akomodasi pariwisata yang tergabung dalam “Bounty Group” saat ditemui dikediamannya, Senin (14/12).

Apa yang dikatakan Gede Wirata bukan tanpa sebab, pasalnya 3.000 wisatawan setiap harinya berdasarkan pengamatannya nyebrang ke Gili Trawangan dengan menggunakan Fast Boat baik dari Sanur ataupun Pelabuhan Padang Bai. “Setiap harinya kita sudah kehilangan wisatawan sebanyak 3.000 orang, ini tidak bisa dipungkiri”, ucapnya dengan nada kecewa.

Lebih lanjut ia mengatakan, mestinya pemerintah daerah tidak bisa berdiam diri begitu saja harus diambil satu “action”, pasalnya kalau hal ini dibiarkan tidak mustahil arus wisatawan yang nyebrang ke Gili akan semakin besar jumlahnya. “Pemerintah Provinsi Bali, Pemda Klungkung, dan Karangasem tentunya disamping pelaku pariwisata sendiri mestinya bisa melihat hal itu sebagai suatu peluang yang tidak boleh lewat begitu saja”, tukasnya

Ia pun mengungkapkan alasannya kenapa pemerintah dan pelaku pariwisata hanya berdiam diri, rupanya tiap harinya 80 persen wisatawan yang ke Lombok itu pergi ke tiga pulau khususnya Gili Terawangan. “Gubernurnya diam, Bupati Karangasemnya diam, Bupati Klungkungnya diam, padahal 80 persen tamu yang nyebrang lewat daerah mereka, kenapa tamu itu tidak dibelokkan saja ke Nusa Penida, Lembongan, dan Ceningan saja”, ungkapnya.

Mesti ada terobosan dari pemerintah setempat bagaimana caranya tamu itu bisa ke Nusa Penida, padahal menurutnya Nusa Penida, Lembongan, dan Ceningan jauh lebih indah dari Gili Terawangan. “Pulau kita lebih dekat, pasirnya putih, budayanya lengkap, pertanyaannya kenapa orang mesti pergi ke Gili Terawangan “, ujarnya bertanya.

Iapun mengungkapkan equity pariwisata Bali itu 80 persen itu dri swasta, pemerintah hanya 15 persen saja, karenanya ia berharap pemerintah Provinsi Bali mintalah sebanyak banyaknya dana dari pusat. “Kalau perlu pemerintah beli itu kursi (seat) yang ke Gili Terawangan, alihkan tamu itu ke Nusa”, menandaskan.

Satu hal yang perlu dicermati menurutnya terkait perijinan lanjutnya, jangan lagi bertele tele jika perlu tiga jam selesai, dan ijin itu keluar.  AW-MB