Devy Kamil
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ‎Devy Kamil Syahbana.
Denpasar, (Metrobali.com) –
Gunung Agung yang berstatus siaga (level III) kini menunjukkan aktivitas yang makin melemah. Namun, terjadi gempa hembusan selama 115 detik dengan amplitudo 5 mm. Apa yang terjadi?
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ‎Devy Kamil Syahbana menjelaskan, gempa hempusan merupakan salah satu tipe gempa yang sumbernya ada di dekat permukaan. “Hembusan adalah salah satu tipe gempa yang sumbernya ada di dekat permukaan,” kata Devy, Rabu 8 November 2017.
Gempa hembusan, Devy melanjutkan, terjadi akibat pergerakan fluida magmatik (gas) yang dimanifestasikan dalam bentuk keluarnya asap ke permukaan. “Hembusan hanya akan terekam kalau tekanan yang dihasilkan cukup kuat. Meskipun proses yang menghasilkan hembusan ini berkaitan dengan adanya kelebihan tekanan di bawah permukaan, namun hembusan tidak selalu menandakan akan terjadi letusan,” jelas Devy.
“Hembusan banyak terjadi di gunung api lain dengan proses non-eruptif, pelepasan tekanan. Di aplikasi MAGMA lihat Gunung Ili Lewotolok. Banyak sekali hembusannya, tapi tidak meletus. Lebih baik tekanannya dikeluarkan sedikit-sedikit (hembusan) daripada dikeluarkan sekaligus (letusan),” demikian Devy. JAK-MB