Jembrana (Metrobali.com)-

Potensi besar Pendapatan asli daerah Jembrana dari retribusi khusus perikanan di PPI Pengambengan dianggap belum maksimal .Hal itu diduga lantaran ada kebocoran. Guna mengoptimalkan potensi pendapatan tersebut, Bupati Jembrana I Nengah Tamba memimpin langsung sosialisasi retribusi disektor perikanan dihadapan 71 perwakilan nelayan dan pemilik perahu Selasa (28/09/2022) di Kantor PPN Pengambengan.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan keberadaan TPI (Tempat Penimbangan Ikan) ini menjadi salah satu sumber pendapatan daerah bagi Kabupaten Jembrana. Namun faktanya saat ini sumber pendapatan ini belum maksimal didapat , karena berbagai permasalahan.

“Kami hadir hari ini menemui para pemilik kapal dan pedagang ikan guna menyelaraskan keseluruhan elemen tersebut sehingga hingga berjalan dengan baik. Namun mengingat ini lingkup yang besar, potensi kebocoran juga tinggi, maka kedepannya kita akan kaji ulang lagi bersama-sama dengan tim penegak hukum sehingga kebocoran-kebocoran ini bisa di minimalisir baik dari pemilik kapal maupun dari Pemda Jembrana,” ucapnya.

Tamba juga menyoroti keberadaan TPI Pengambengan. Menurutnya , TPI sangat lah penting, karena menjadi pusat untuk masyarakat berkerja. Banyak tenaga kerja yang terserap dan hal itu haruslah di lindungi dengan baik.
” Jadi sekali lagi, bagaimana hal ini haruslah diseleraskan dengan baik, baik dari pemilik kapal, pedagang ikan dan pemerintah daerah Jembrana termasuk membentuk pola-pola atau mekanisme pembenahan kearah yang lebih baik,” Jelasnya.

Terakhir Bupati juga menuturkan target pendapatan nantinya akan dinaikkan . Jika berjalan dengan baik , bupati asal Kaliakah ini optimis pendapatan bisa bertambah 100 persen.

Karena itu Ia berharap kedisiplinan dari petugas penimbang harus juga ditingkatkan. Apalagi jika kedapatan petugas timbang tersebut ikut bermain curang.
Ia mengaku akan menindak tegas anak buahnya yang kedapatan bermain curang. Sanksinya bahkan pemecatan.
“Kita benahi dulu di penimbangan karena nanti pelabuhan akan direvitalisasi menjadi pelabuhan modern. Namun nanti jika ada revitalisasi bukan berarti tukang panol kehilangan pekerjaan. Mereka tetap bekerja. Intinya kami ingin PAD Jembrana meningkat dengan berbagai pembenahan,” tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan Dan Perikanan Jembrana I Made Maharimbawa menyampaikan Jumlah kapal perikanan di Kabupaten Jembrana tahun 2020 yang beroprasi sebanyak 2.754 unit dengan rincian Purse Seine sebanyak 39 unit, Bubu 48 unit, Gillnet 956 unit, dan Pancing Ulur 1589 unit dan Pancing Ulur tanpa Motor sebanyak 51 unit. Sedangkan jumlah nelayan sendiri dikabupaten Jembrana totalnya sebanyak 8.653 orang yang terdiri dari 5755 orang nelayan utama dan 2898 orang sebagai nelayan sambilan dan keseluruhan melaut malam sehari (one day fishing).

“Terkait produksi ditahun 2020 tercata sebesar 23.674,81 ton, dimana terjadi penurunan sebesar 7,31 % atau 1.730,09 ton dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini diakibatkan karena faktor cuaca dilaut (Selat Bali) yang kurang mendukung, dilihat hari melait nelayan pada tahun 2020 ssbanyak 316 hari, lebih sedikit 10 hari dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 326 hari,” pungkasnya. (Humas Pemkab Jembrana)