Foto : Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., mengukuhkan satu guru besar (profesor) baru yakni Prof. Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag.,yang juga istri tercinta, di aula kampus IHDN Denpasar, Jalan Ratna, Denpasar, Rabu (12/9/2018).

 

Denpasar (Metrobali.com)-

 

Rektor IHDN (Institut Hindu Dharma Negeri) Denpasar Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., mengukuhkan satu guru besar (profesor) baru yakni Prof. Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag.,di aula kampus IHDN Denpasar, Jalan Ratna, Denpasar, Rabu (12/9/2018). Dengan bertambahnya satu guru besar ini, hingga saat ini total ada sembilan guru besar di kampus Hindu terbesar di Indonesia ini.

 

Hal itu pun semakin memotivasi dan memantapkan langkah IHDN berganti status menjadi universitas. “Saya berharap pengukuhan satu guru besar baru ini dapat menjadi momentum kebangkitan IHDN Denpasar menuju universitas yang sedang dirancang,” kata Prof. Sudiana dalam sambutannya.

 

Kehadiran Prof. Relin  sebagai guru besar akan menjadi energi baru untuk memperkuat IHDN Denpasar, baik secara hardsystem maupun softsystem.  “Semoga dengan bertambahnya jumlah Guru Besar, IHDN Denpasar mampu mewujudkan visi dan misinya, serta dapat bersanding sejajar dengan perguruan tinggi agama dan perguruan tinggi umum lainnya, baik di Bali maupun nasional,” ungkap Prof. Sudiana yang juga Ketua PHDI Bali itu.

 

Jika meminjam bahasa marketing, lanjut Prof. Sudiana, pengukuhan guru besar baru ini adalah publicrelation (PR) untuk memperkenalkan produk terbaru IHDN Denpasar. Jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan IHDN Denpasar akan diuji selanjutnya oleh para user dan stakeholder.

 

Namun, keberlanjutan dari nuansa pengukuhan Guru Besar ini harus dirawat sehingga para dosen yang lain terpanggil untuk mempersiapkan diri untuk dikukuhkan di ruangan ini. “Keberlanjutan ini penting untuk meningkatkan kualitas atmosfer akademik IHDN Denpasar yang kian hari tantangannya tidak lebih ringan. Termasuk memperkuat upaya menjadi universitas,” terang Prof. Sudiana lantas menambahkan selain ada sembilan guru besar, IHDN mempunyai 52 orang dosen bergelar doktor dan sebagai juga tengah berjuang untuk mengumpulkan kreditpoint dan publikasi internasional untuk mengejar gelar guru besar.

 

Namun jabatan guru besar, bukanlah terminal akhir sebuah perjalanan. Dengan regulasi baru yang mengatur tenaga pendidik, justru saat sekarang para guru besar dituntut untuk melahirkan dan mempublikasikan gagasan ilmiah yang makin berbobot untuk memenuhi secara langsung kebutuhan umat dan masyarakat pada umumnya.

 

Di sisi lain acara pengukuhan guru besar ini cukup menarik. Sebab, Prof. Relin merupakan istri tercinta Prof Sudiana sehingga prosesi pengukuhan profesor ini ibarat momen “bulan madu kedua” sepasang profesor kampus Hindu ternama di Indonesia itu.

 

“Nanti ucapan terima kasih yang lain di rumah saja. Jangan di sini,” kata Prof Sudiana di sela-sela sambutannya dengan nada setengah “menggoda” dan lirikan “mesra” ke arah Prof Relin.

 

Sontak selorohan spontan itu langsung disambut tepuk tangan riuh para undangan yang hadir. Mereka juga tampak bahagia menyaksikan sepasang “sejoli” bergelar profesor ini berada dalam satu panggung akademik dan prosesi “sakral” pengukuhan guru besar.

 

Dalam kesempatan ini, Prof. Relin juga menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Filosofi Hidup Manusia Jawa dalam Era Modernisasi. Ia juga sempat membalas “godaan” suami tercinta Prof. Sudiana.

 

“Sepakat nanti di rumah dilanjutkan perayaannya,” kata Prof Relin seraya terus mengumbar senyum dan tampak begitu ceria.

 

 

Pewarta : Widana Daud

Editor      : Whraspati Radha