Foto:  Ketua Relawan Jembrana Kembali Jaya (JKJ) Nengah Tamba yang juga Calon Bupati Jembrana.

Jembrana (Metrobali.com)-

Tokoh masyarakat Jembrana yang juga Ketua Relawan Jembrana Kembali Jaya (JKJ) Nengah Tamba tidak pernah berhenti memikirkan cara untuk menyejahterakan petani di Kabupaten Jembrana.

Berbagai ide-ide cemerlang, strategi kreatif hingga upaya kolaborasi dan sinergi terus digulirkan Nengah Tamba yang juga kini maju sebagai Calon Bupati Jembrana pada Pilkada Jembrana Tahun 2020.

Kini Tamba menggandeng Ekosis, sebuah startup pertanian berbasi teknologi digital (agritech), untuk membantu petani Jembrana dan membangun pertanian Jembara dari hulu ke hilir.

Hal ini diawali dengan menggelar webinar Senin (29/6/2020) dengan menghadirkan pembicara Felicia selaku Business Development Specialits Ekosis. Selan Tamba, webinar dihadiri langsung juga para relawan JKJ, perwakilan petani Jembrana dan sejumlah tokoh masyarakat Jembrana.

“Saya mau petani saya sejahtera, tidak nyenyak tidur saya mendengar petani saat panen malah menangis. Semoga Eksosis bisa membantu petani di Jembrana,” kata Tamba dalam webinar ini.

Jembrana merupakan salah satu kabupaten di Bali Barat  yang potensi pertanian dan perikanannya cukup tinggi, namun memang belum digarap dengan baik. Akibatnya petani sejahtera juga masih menjadi cita-cita yang  ibaratnya “masih jauh panggang dari api.”

Namun Tamba selaku Calon Bupati Jembrana yang maju bersama Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) selaku Calon Wakil Bupati Jembrana tidak mau berhenti pada keluh kesah atau mengelus dada.

Dengan spirit membawa Jembrana Kembali Jaya (JKJ), Tamba yang merupakan politisi Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana ini terus hadir di tengah-tengah petani dengan berbagai solusi cerdas.

Salah satunya menggandeng startup pertanian Eksosis untuk menghadirkan solusi pertanian berbasis teknologi dari hulu ke hilir. Khususnya untuk membantu menggarap potensi pertanian padi, perkebunan buah seperti cokelat, manggis hingga durian dan budidaya tanaman porang yang kini digandrungi petani Jembrana.

Tamba mengungkapkan Jembrana punya potensi produksi beras luar biasa tapi padi petani justu dipanen jadi gabah tapi tidak dijadikan beras di Jembrana, melainkan gabah menyeberang dulu dijual ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Setelah menjadi beras baru menyeberang lagi dijual ke Bali. Ini diakibatkan karena minimnya juga mesin penggilingan gabah menjadi beras sehingga petani menjual gabah dengan harga murah yakni Rp 4.200 per kilogram dan tidak mendapatkan nilai tambah.

“Hampir 60 persen petani di Jembrana petani padi. Kami butuh mesin penggilingan padi agar gabah bisa diolah jadi beras dan dijual dengan harga lebih tinggi sehingga kesejahteraan petani meningkat. Sebab saat panen gabah dibeli dengan harga murah, gabah dikirim ke luar Bali, sedikit diolah ke Jembrana,” papar Tamba.

“Saat diolah jadi beras di Jawa Timur dikembalikan lagi ke Bali dengan harga 12 ribu per kilo. Petani saat panen malah jadi stress, belum lagi persoalan ijon, lalu ada padi kena angin, harga ditekan,” imbuh Tamba.

Ekosis (www.ekosis.id) adalah sebuah platform ekosistem agribisnis terintegrasi yang menghubungkan seluruh pelaku usaha agribisnis, mulai dari petani dan nelayan, penyedia sarana produksi, layanan jasa angkutan, layanan manajemen kualitas, jasa permodalan dan pelaku industri agro, untuk bisa bertransaksi langsung secara adil dan transparan.

Jadi Ekosis yang bernaung di bawah PT. Ekosistem Bisnis Nusantara merupakan marketplace bidang agro meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan. Ekosis siap membantu pemasaran produk agro dari bahan mentah hingga produk jadi siap konsumsi.

Eksosis menyediakan produk agribisnis terlengkap, mulai dari pertanian, kelautan dan perikanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, hingga pertambangan, dengan kualitas baik dan terlacak asal-usulnya (traceable).

Dengan itu, Ekosis menjadi ekosistem agribisnis terintergasi dalam satu platform digital. Misi Ekosis adalah menciptakan ekosistem agribisnis terintegrasi yang dapat menyejahterakan seluruh pelaku usaha agribisnis.

“Eksosis berkomitmen membangun ekosistem agribisnis berkelanjutan melalui teknologi digital,” kata Felicia selaku Business Development Specialits Ekosis.

Ekosis menyediakan beragam fitur diantaranya direktori pelaku usaha agribisnis seluruh Indonesia, jaminan keamanan transaksi dengan rekening bersama, negosiasi transaksi langsung dalam ruang chatting, informasi keterlacakan produk, marketplace

“Yang membedakan Ekosis dengan lainnya, kami punya jasa yang tidak ada di startup atau perusahaan agro lainnya. Yakni ada jasa permodalan, sertifikasi manajemen mutu, logistik dan sarana produksi. Kami siap membantu pelaku agro dari hulu ke hilir,” papar Felicia.

Nantinya untuk petani di Jembrana, Ekosis siap membantu mulai dari akses permodalan, termasuk dengan menghubungkan rencana budidaya dari petani untuk bisa didanai oleh investor.

Ekosis juga siap membantu pada proses produksi bagaimana meningkatkan kualitas hasil pertanian hingga sarana prasarana misalnya alat penggilingan gabah yang sangat dibutuhkan petani padi.

Aspek pemasaran dan pengolahan produk pertanian juga siap dijembatani oleh Eksosis yang berdiri sejak 2019 dengan jumlah user hingga saat ini mencapai 30 ribu seluruh nusantara. “Kami akan bantu hasil pertanian di Jembrana agar bisa berkualitas ekspor,” kata Felicia.

Eksosis mempunyai jejaring pendanaan, pendampingan dari tenaga ahli di bidang agro atau pertanian dalam arti luas. Ekosis juga menjalin kerjasama dengan dinas terkait, asosiasi pelaku usaha, juga dengan kelompok diaspora di luar negeri seperti di Belanda, Swiss, Singapura dan Amerika Serikat.

“Para diaspora ini bisa menjadi pembeli, investor hingga pihak yang bisa memberikan bantuan jejaring maupun aset yang berhubungan dengan agro,” ungkap Felicia.

Mendengar pemaparan progam dari Ekosis, Tamba mengaku cukup berbangga dan berharap kerjasama ini bisa berkelanjutan untuk membantu dan mendampingi petani hingga sejahtera.

Tamba juga akan mengundang Ekosis ke Jembrana melihat langsung potensi pertanian Jembrana. “Kami ingin Ekosis bisa menjadi semacam fasilitator mengangkat kesejahteraan petani Jembrana,” tandas mantan Anggota DPRD Bali dua periode ini. (wid)