Foto: Acara Bankruptcy & Resctructuring Talks Forum ‘Recover (Bali) Together’ : Menanti Solusi Kelangsungan dan Pemilihan Usaha pada, Kamis 11 Agustus 2022 yang dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali dan beberapa narasumber lainnya.

Denpasar (Metrobali.com)-

Ekonomi Bali belum sepenuhnya pulih. Diperlukan upaya strategis dan bersama-sama semua stakeholder untuk mempercepat pemulihan ekonomi Bali. Di sisi lain pemerintah juga diharapkan masih memberikan keringanan dan stimulus kepada pelaku usaha misalnya terkait kebijakan restrukturisasi.

Hal itu terungkap dalam acara takshow kepailitan dan PKPU bertajuk Bankruptcy & Resctructuring Talks Forum ‘Recover (Bali) Together’ : Menanti Solusi Kelangsungan dan Pemilihan Usaha pada, Kamis 11 Agustus 2022. Acara ini dihadiri sejumlah instansi pariwisata dan perbankan hadiri turut serta dihadiri pula Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali dan beberapa narasumber lainnya.

Kegiatan Talkshow Kepailitan dan PKPU ini menghadirkan narasumber yang terdiri dari Yudhi Wibhisana , S.H. , selaku Advokat , Kurator dan Pengurus dari Wibhisana & Partners ;  Ryanto Piter , S.E. , M.M. , Ak . , CA . , CPA . , CLI . , CFrA . , CFP selaku Akuntan Publik dari Joachim Adhi Piter Poltak & Rekan ;  Gede Agus Maha Usadha , Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi Bali Bidang Pariwisata & Investment;  Ida Bagus Purwa Sidemen selaku Ketua Pelaksana Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI ) BPD Provinsi Bali;  I Ketut Wiratjana , S.E. , Ketua DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia; Raja Basar A N Harefa , S.H. , M.H . , Advokat dan Managing Partner dari The Calixto  sebagai Moderator.

Made Ariandi selaku Ketua Umum Kadin Bali dalam acara tersebut menyatakan, restrukturisasi ini adalah bagaimana untuk menghindari menukiknya pelaku-pelaku usaha khususnya di Bali.  “Kalaupun ada persoalan kredit debitur diselesaikan dengan secara profesional jangan sepihak. Kan aturan Bank sudah kena denda, kena bunga, sudah tidak punya uang kewajiban ditambah. Ke depannya yang lebih proporsional secara profesional dan bermartabat,” jelasnya.

Agenda ini merupakan tempat untuk mencari solusi untuk menstabilkan perekonomian Bali. Terlebih akan terdapat event G20 di Bali sehingga tidak boleh sampai terjadi penurunan keadaan. “Kadin dengan senang hati dapat mengakomodir dan memayungi apa yang menjadi prinsip dasar menjaga keadaan ekonomi lebih stabil. Memang susah yang penting jangan awut-awutan,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan dalam sambutannya, seperti yang sudah diketahui bersama bahwa sudah dua tahun lebih Bali alami kontraksi ekonomi yang luar biasa.

“Bahkan terburuk, terpuruk, terendah diseluruh Indonesia. Bali menduduki ranking 34, baru masuk tahun 2022 ranking kami naik 31. Jadi selama dua tahun kalau dalam istilah ekonomi disebutkan kalau dalam dua kwarter saja sebuah negara mengalami kontraksi tumbuh negatif sudah disebut resesi,” jelas, Cok Ace.

Lebih lanjutnya ia mengatakan, kondisi perekonomian Bali yang turun bukan lagi dalam waktu dua kwarter melainkan sudah dua tahun atau 8 kwarter. Cok Ace juga mengatakan bahkan hingga saat ini kondisi perekonomian Bali belum pulih betul.

“Kami juga rapat dengan OJK dihadiri Wamen, Parekraf dan banyak tokoh-tokoh yang hadir dari pusat yang biasanya pembuat kebijakan. Intinya adalah bagaimana menyelamatkan Bali. Kalau dilihat dari proses penyelesaian Covid-19, Bali dalam ranking terbaik. Namun dalam proses pemulihan ekonomi Bali termasuk yang terbawah ini menjadi anomali di Bali,” tandasnya.

Menurut Cok Ace luka yang dialami Pulau Dewata terlalu dalam sehingga perlu pemikiran-pemikiran yang mendalam juga. Maka dari itu perlu untuk diadakan acara seperti Bankruptcy & Resctructuring Talks Forum ‘Recover (Bali) Together’ ini. (wid)