Foto: Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg terpilih DPRD Klungkung dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan.

Klungkung (Metrobali.com)-

Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., tak lelah menyerukan perlu adanya konsep yang jelas, harus ada grand desain atau master plan yang jelas dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata Nusa Penida, Klungkung.

Pria yang juga caleg terpilih DPRD Klungkung dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan pada Pileg 2019 ini mengaku tidak ingin pembangunan dan pariwisata di Nusa Penida berkembang liar, tanpa arah yang jelas.

“Kami tidak ingin pariwisata Nusa Penida seperti di Kuta. Jangan sampai berkembang liar,” kata Made Satria ditemui di Nusa Penida, Minggu (30/6/2019).

Ia menegaskan Nusa Penida ini perlu konsep pembangunan dan pengembangan pariwisata yang benar sebelum kebablasan. Jadi grand desain atau master plannya harus pasti.

Ia pun khawatir jika pembangunan dan pariwisata Nusa Penida tidak tertata baik, tanpa konsep yang jelas akan ada dampak negatif yang serius dan ibarat penyakit akut bagi kawasan ini.

“Kalau grand desain tidak pasti, Nusa Penida akan seperti Kuta, tidak tertata baik,” tegas Made Satria lolos ke DPRD Klungkung dengan perolehan suara 3.946 pada Pileg 2019 ini.

Pria asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Nusa Penida ini  pun berharap penataan Nusa Penida bisa mencontoh Kota Surabaya yang punya konsep jelas dan diksekusi dengan baik juga.

“Kita ingin ke depan di Nusa Penida seperti itu. Dari awal ada grand desain atau master plannya agar tidak kebablasan dan semrawut,” imbuh Made Satria yang dikenal pula berjiwa sosial tinggi dan bersama adiknya, Ketut Leo, sudah lama membantu pembangunan pura dan sumur bor di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Ajak Semua Stakeholder Samakan Persepsi Bangun Nusa Penida

Ia pun mengaku akan tetap konsisten memperjuangkan agar Pemerintah Kabupaten Klungkung duduk bersama stakeholder terkait unfjk merancang grand desain atau master Nusa Penida.

Setelah dilantik di DPRD Klungkukg nanti, Made Satria mengaku akan mengundang Bupati Klungkung dan jajaran, seluruh perbekel, bendesa adat, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata dan pihak terkait untuk duduk bersama rencanakan Nusa Penida mau diarahkan kemana.

“Dengan duduk bersama ini kami harapkan ada satu kesatuan pemahaman dan kesamaan persepsi mau dibawa kemana pembangunan Nusa Penida,” imbuh pria kelahiran 18 April 1972 silam itu

Lalu untuk menyepakati pembangunan di Nusa Penida, baik pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, para regulator segera bisa  membuatkan penguatan regulasi, peraturan daerah (perda), peraturan bupati (perbup) dan lain-lain sebagai payung hukum landasan berpijak.

“Termasuk penetapan dan penegasan Zonasi Tata Ruang,” imbuh kakak ipar dari Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., caleg terpilih DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan dengan suara tertinggi dapil Klungkung untuk DPRD Bali dengan yakni 24.079 suara. Dimana keduanya berkomitmen penuh ngayah membangun Nusa Penida dan Klungkung umumnya.

Libatkan Warga Lokal, Jangan Jadi Penonton

Para pemegang kebijakan mesti bisa membuka diri untuk melibatkan rakyat bersama-sama merancang konsep pembangunan yang akan menjadi prioritas. Lalu rakyat diajak serta bersama-sama menghitung berapa dana yang akan dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Maka tidak menutup kemungkinan rakyat yang memiliki kemampuan finansial lebih dilibatkan untuk ikut berinvestasi membiayai program pembangunan di Nusa Penida.

“Jadi rakyat juga menjadi enterpreneur, sebagai investor sehingga kemajuan yang dicapai. Perputaran ekonomi, perputaran uang tidak lari ke luar, ke investor asing. Namun masuk dan dinikmati oleh rakyat sendiri,” kata Made Satria.

“Kita jangan hanya  ketergantungan pada pihak lain,  pihak luar. Kita akan lebih sulit cepat maju dan  mandiri jika mindset kita tidak segera kita ubah,” tegas Made Satria.

Mengamati perkembangan pariwisata di Nusa Penida beberapa tahun terakhir ini, serta melihat potensi yang dimiliki, Made Satria mengibaratkan Nusa Penida memiliki pabrik susu yang akan menghasilkan banyak susu yang dibutuhkan dunia.

“Namun apabila kita tidak segera mengubah mindset dan tidak bisa memanajemen dengan baik, walaupun kita punya pabrik susu, maka kita tidak bisa menikmati susunya,” imbuhnya.

Hal inilah yang menjadi  kekhawatiran Made Satria tentang Nusa Penida dimasa yang akan datang. Jangan sampai warga lokal hanya sebagai penonton di tengah geliat pariwisata Nusa Penida.

“Kita mesti jadi tuan rumah di daerah kita sendiri. Masyarakat Nusa Penida harus  menjadi pelaku utama di tanah kelahirannya,” imbuh imbuh pria berjiwa sosial tinggi itu yang bersama adiknya, Ketut Leo, sudah lama membantu pembangunan pura dan sumur bor di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Di sisi lain konsep pembangunan yang diterapkan Gubernur Bali I Wayan Koster dinilai sungguh luar biasa dan sangat tepat untuk Bali. Yakni One Island, One Management, One Commando.

Konsep ini akan memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap pemerataan dan percepatan pembangunan di semua  kabupaten di Bali. Diharapkan dengan penerapan konsep ini tidak ada lagi ke depannya ketimpangan dan kesenjangan pembangunan antar daerah di Bali, termasuk juga di Nusa Penida. (wid)