Tanaman Kedelai

Denpasar (Metrobali.com)-

Ratusan petani berbaur dengan anggota TNI dan PNS dari seluruh satuan kerja perangkat daerah melakukan gerakan penanaam kedelai secara massal di Subak Gadon III, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali.

Gerakan penanaman kedelai secara massal yang dipimpin Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti disaksikan Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Inovasi Teknologi Dr. Ir. Matsyukur.

Daerah “gudang beras” kabupaten Tabanan mendapat kepercayaan pemerintah pusat sebagai proyek percontohan pelaksanaan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) Kedelai.

Kacang kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe yang selama ini masih sangat bergantung pada kedelai impor maupun pasokan dari Pulau Jawa.

Tahu dan tempe yang menjadi menu hidangan sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat Pulau Dewata, termasuk masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas memerlukan pasokan kedelai yang memadai.

Adanya terobosan yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo untuk meraih kembali swasembada pangan, termasuk kedelai dan jagung, diharapkan bahan baku pembuatan tahu dan tempe itu dapat dipenuhi dari produksi petani setempat.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Inovasi dan Teknologi Matsyukur menjelaskan bahwa GP PTT Kedelai merupakan upaya khusus yang sudah digulirkan sejak 2014.

Pemerintah pusat mendorong pengembangan tanaman kedelai secara lebih intensif agar dapat dilaksanakan dengan baik di seluruh daerah di Nusantara.

Tabanan yang selama ini dikenal sebagai daerah gudang berasnya Bali mendapat kepercayaan sebagai daerah pertama sekaligus tolak ukur untuk daerah lainnya di Tanah Air karena luasnya mencakup sepertiga wilayah Bali.

“Penanaman kedelai di Tabanan secara massal diharapkan berhasil. Semoga daerah lainnya mengikutinya,” kata Matsyukur.

Ia memberikan apresiasi terhadap jajaran TNI yang ikut ambil bagian dalam mempercepat terwujudnya swasembada pangan.

Keterlibatan anggota TNI itu secara berjenjang, mulai dari tingkat provinsi hingga ke perdesaan. Bahkan, babinsa juga telah diberikan pelatihan agar bisa menjadi mitra yang baik dalam memajukan sektor pertanian.

Apresiasi Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti memberikan apresiasi atas kepercayaan Kementerian Pertanian yang menjadikan wilayahnya proyek percontohan pelaksanaan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai.

Hal itu sejalan dengan kebijakan yang telah diterapkan untuk mempertahankan Tabanan tetap sebagai daerah gudang beras di Pulau Dewata. Oleh sebab itu, pembangunan bidang pertanian lebih diintensifkan.

Upaya tersebut disertai pula dengan memprioritaskan sektor hulu dengan harapan tetap sebagai “lumbung beras” pada masa mendatang. Salah satu upaya di antaranya membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang nantinya dapat membantu petani memasarkan hasil produksi.

Pembangunan di daerah ini harus tetap berbasiskan sektor pertanian, mengingat sebagian besar masyarakat setempat bermata pencaharian petani dan penggunaan lahannya lebih dari 70 persen.

Oleh karena itu, pembangunan sektor penunjang diarahkan untuk mendukung pembangunan pertanian, antara lain Gerbang Pangan Serasi, Gerbang Indah Serasi, Gerbang Emas, Keramba Emas, Program Partisipatif Infrastruktur Pedesaan dan Program Partisipatif Budi Daya Ikan Lele.

“Seluruh program tersebut bersinergi, mulai dari hulu hingga hilir, dan menjadi program yang menyeluruh, berimbang, dan bertahan lama,” kata Bupati Eka.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si. mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan tanaman kedelai seluas 2.000 hektare pada tahun 2015 sebagai upaya memantapkan ketahanan produksi kedelai.

Pengembangan tanaman kedelai itu menjadi satu paket dengan pengembangan jagung seluas 1.000 hektare, optimalisasi lahan padi seluas 750 hektare dan perbaikan jaringan irigasi dengan dukungan dana dari Kementeriaan Pertanian sebesar Rp58 miliar.

Dana untuk pengembangan kedelai diarahkan untuk membantu petani dalam pengadaan benih, pupuk, pengolahan lahan, dan pembinaan. Adanya program GP PTT Kedelai diharapkan mampu meningkatkan produksi kedelai secara keseluruhan maupun produksi persatuan hektare, harap Wisnuardhana.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat provinsi itu mampu menghasilkan kedelai sebanyak 8.187 ton biji kering selama 2014, atau meningkat 10,14 persen dari produk tahun sebelumnya yang tercatat 7.334 ton.

Kenaikan produksi kedelai itu terjadi pada Subround II (Mei–Agustus) 2014 sebesar 43,47 persen atau 1.805 ton. Hasil angka sementara (Asem) itu menunjukkan kondisi yang sebaliknya terjadi pada Subround I (Januari–April), yakni mengalami penurunan 54,85 persen atau 413 ton.

Sementara itu, pada Subround III (September–Desember) juga turun sebesar 638 ton atau 25,24 persen). Hal itu akibat luas panen kedelai turun 248 hektare (4,42 persen). Kendati demikian, produktivitas meningkat sebesar 2,02 kuintal per hektare, terutama di Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali, berkat adanya program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Adapun luasnya sekitar 1.000 hektare.

Adanya SLPTT mampu mendorong meningkatkan produksi kedelai secara keseluruhan di Pulau Dewata meskipun selama dua subround mengalami penurunan. Dengan demikian, Jembrana mampu memberikan andil sebesar 39,67 persen atau 3.248 ton ton dari total produksi biji kedelai di Pulau Dewata sebanyak 8.187 ton.

Kontribusi tertinggi yang mampu mendongkrak produksi kedelai Bali disusul Kabupaten Gianyar menghasilkan sebanyak 1.467 ton atau 17,97 persen dan Kabupaten Badung berada di urutan ketiga menghasilkan 1.219 ton (14,89 persen).

Enam kabupaten dan satu kota lainnya yang meliputi Kabupaten Buleleng, Tabanan, Klungkung, Bangli, Karangasem, dan Kota Denpasar andilnya kurang dari 14 persen. AN-MB