Cawagub Bali Ketut Sudikerta membongkar sendiri atribut Mantra-Kerta di Kawasan Bundaran Renon Denpasar, Rabu (14/1)/MB
Denpasar, (Metrobali.com) –
Hari ini Cawagub Bali Ketut Sudikerta membongkar sendiri atribut Mantra-Kerta di Kawasan Bundaran Renon Denpasar. Ada 3 baliho Mantra-Kerta yang diturunkan sendiri oleh Cawagub Sudikerta. “Ya sesuai amanat Bawaslu bahwa seluruh atribut yang dimiliki pasangan calon, harus sudah bersih dan tidak terpampang di jalanan”, ungkap Cawagub Sudikerta, disela-sela penurunan baliho Mantra-Kerta, Rabu (14/02).
Sebagai kandidat, Cawagub Sudikerta mengawali melakukan pembersihan atribut Mantra-Kerta sebagai wujud komitmen Mantra-Kerta yang taat aturan dan menciptakan pilkada yang damai. “Sehingga betul-betul Mantra-Kerta taat asas, taat aturan untuk menciptakan pilkada damai dan berkualitas serta melahirkan pemimpin Bali yang dapat mengayomi masyarakatnya”, imbuhnya. Pada kesempatan ini, Cawagub Sudikerta juga menginstruksikan kepada seluruh tim pemenangan, relawan dan pendukung Mantra-Kerta yang ada di daerah, untuk segera membongkar atribut berupa baliho Mantra-Kerta. “Mari kita tunjukkan kepada masyarakat, bahwa Mantra-Kerta berkomitmen untuk menciptakan suasana pesta demokrasi pilkada Bali yang aman, nyaman, sukses dan damai”, ungkapnya.
Tak hanya menurunkan atribut baliho Mantra-Kerta, namun Cawagub Sudikerta juga ikut mencabut sejumlah paku yang tertancap di beberapa batang pohon. Apa yang dilakukan Cawagub Sudikerta ini, juga sesuai ajaran dari konsep Tri Hita Karana, salah satunya hubungan manusia dengan alam lingkungan. “Ketika ada pohon terluka akibat dipakai tempat memajang baliho, banyak paku dan kawat maka Cawagub Sudikerta dengan sadar diri melakukan pembersihan baliho dan juga mencabut paku yang tertancap di batang pohon. Ini wujud bakti Sudikerta yang menjaga keharmonisan alam”, kata Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, Made Mudarta, yang turut mendampingi Cawagub Sudikerta. Mudarta berharap, tidak ada lagi perilaku masyarakat yang menancapkan paku pada batang pohon untuk memajang baliho ataupun spanduk. “Jangan sampai ada masyarakat yang melukai pohon dan tumbuhan karena itu bagian dari alam semesta”, harapnya.  GA-MB