SYDNEY KOTA

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Group Holdings, salah satu perusahaan pengembang swasta terbesar di Australia, hari ini mengumumkan keyakinannya atas pertumbuhan nilai properti di Sydney untuk tahun 2016. CEO & Founder Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan pandangannya bahwa hingga saat ini kota Sydney masih menjadi primadona utama untuk investasi properti di kawasan Asia. Keyakinan tersebut juga diperkuat oleh analisa dari Knight Frank, sebuah konsultan property independen global, yang meluncurkan Laporan Prakiraan kinerja pasar hunian di 10 Kota Utama di Dunia untuk tahun 2016.

Jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Dunia, Sydney memiliki pertumbuhan harga perumahan tertinggi pada tahun 2016. Tiga kota diprediksi mengalami penurunan harga properti, yaitu: Hong Kong (-5%), Singapura (-3,3%) dan Paris (-3%), dimana Hong Kong menyalip Singapura sebagai kota pasar hunian mewah dengan kinerja terlemah pada tahun 2016 .

“Posisi Sydney saat ini diperkuat oleh peningkatan daya saing AUD$ terhadap US$ dolar, dan dollar Australia sekarang di paritas dengan dolar Singapura. Devaluasi dolar Australia juga telah mendorong minat yang kuat dari pembeli Asia. Kebijakan tingkat suku bunga rendah oleh Reserve Bank of Australia (RBA) memiliki efek positif pada pasar properti, ” kata Iwan Sunito saat dihubungi di Denpasar, Selasa (16/2).

Kelompok Ekonom Eksekutif Bisnis Australia, sebuah komite yang terdiri dari 20-orang ekonom bisnis terkemuka di Australia, termasuk perwakilan dari Westpac, Deutsche Bank, JP Morgan, Citigroup dan National Australia Nasional dan ANZ merilis perkiraan mereka pada pertemuan umum tahunan di Sydney November lalu 2015. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi individu diperkirakan tumbuh dikisaran 2,5% – 3,9% pada tahun 2016 dan 2,7% – 3,2% pada tahun 2017.

Reserve Bank of Australia juga diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga pada tahun 2016, menurut pengamat pasar keuangan terkemuka di Australia. Pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan akan terus berlanjut sekitar 1,8% untuk dua tahun ke depan, menekan tingkat pengangguran menjadi sebesar 6,2% pada 2016 dan 5,8% di tahun 2017.

Dolar Australia diharapkan untuk berada di bawah 70 sen US$ setelah keputusan US Federal Reserve menaikan suku bunga federal pada bulan Desember dan AUS$ diprediksi akan bertahan dikisaran 68 sen US$ selama dua tahun ke depan. “Pemerintah Negara Bagian menginvestasikan miliaran dolar untuk infrastruktur baru di Sydney termasuk empat stasiun kereta metro baru, link rel selatan-barat dan pengembangan delapan stasiun baru di utara-barat untuk mempercepat koneksi antara pinggiran kota Sydney dan CBD,” jelas Raja Properti ini.

“Sydney juga memiliki daya tarik yang luar biasa bagi orang dari seluruh Negara Bagian dan Dunia. Dan kawasan barat Sydney, seperti Parramatta terus bersinar sebagai anak emas kota Sydney. Parramatta jelas akan menjelma menjadi pusat kawasan Barat Sydney dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan dengan proyek pembaharuan area Parramatta Square senilai Rp. 20 triliun,” imbuhnya. AW-MB